Travel Ibadah Haji Terjangkau di Jakarta Timur Hubungi 021-9929-2337 atau 0821-2406-5740 Alhijaz Indowisata adalah perusahaan swasta nasional yang bergerak di bidang tour dan travel. Nama Alhijaz terinspirasi dari istilah dua kota suci bagi umat islam pada zaman nabi Muhammad saw. yaitu Makkah dan Madinah. Dua kota yang penuh berkah sehingga diharapkan menular dalam kinerja perusahaan. Sedangkan Indowisata merupakan akronim dari kata indo yang berarti negara Indonesia dan wisata yang menjadi fokus usaha bisnis kami.
Travel Ibadah Haji Terjangkau di Jakarta Timur Alhijaz Indowisata didirikan oleh Bapak H. Abdullah Djakfar Muksen pada tahun 2010. Merangkak dari kecil namun pasti, alhijaz berkembang pesat dari mulai penjualan tiket maskapai penerbangan domestik dan luar negeri, tour domestik hingga mengembangkan ke layanan jasa umrah dan haji khusus. Tak hanya itu, pada tahun 2011 Alhijaz kembali membuka divisi baru yaitu provider visa umrah yang bekerja sama dengan muassasah arab saudi. Sebagai komitmen legalitas perusahaan dalam melayani pelanggan dan jamaah secara aman dan profesional, saat ini perusahaan telah mengantongi izin resmi dari pemerintah melalui kementrian pariwisata, lalu izin haji khusus dan umrah dari kementrian agama. Selain itu perusahaan juga tergabung dalam komunitas organisasi travel nasional seperti Asita, komunitas penyelenggara umrah dan haji khusus yaitu HIMPUH dan organisasi internasional yaitu IATA.
saco-indonesia.com, Kanker Payudara juga merupakan penyakit yang dapat disebabkan oleh sel ganas (kanker) yang tumbuh pada jarin
saco-indonesia.com, Kanker Payudara juga merupakan penyakit yang dapat disebabkan oleh sel ganas (kanker) yang tumbuh pada jaringan payudara. Sel-sel ini biasanya akan muncul pada saluran atau lobula di payudara. Sel-sel kanker ini juga dapat menyebar di antara jaringan atau organ yang ada dan ke bagian tubuh lainnya.
Seberapa umumkah Kanker Payudara?
Kanker Payudara juga merupakan penyebab kematian kedua terbesar bagi wanita saat ini. Di Singapura, 1 dari 16 wanita akan terdiagnosa mengidap kanker payudara dalam masa hidupnya. Wanita etnis Cina telah memiliki resiko yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan etnis Melayu atau India sekitar 10% hingga 20%. Kasus tertinggi telah terjadi pada kelompok umur 55-59 tahun. Resiko terkena kanker payudara meningkat seiring bertambahnya usia. Kabar baiknya sekarang adalah banyak wanita kini mampu untuk melawan kanker payudara karena telah melakukan pendeteksian dini serta peningkatan kualitas pengobatan.
Apa Penyebabnya?
Faktor pemicu kanker ini belum dapat diketahui. Namun hal ini juga bisa ditelusuri dari sejarah keluarga yang telah mengidap kanker payudara, siklus menstruasi dini, atau kemungkinan faktor resiko lainnya. Karena begitu sulit untuk dapat dipastikan, masing-masing kita telah memiliki resiko terkena kanker payudara, khususnya saat kita berusia 40 tahun atau lebih. Walaupun faktor penyebabnya masih tidak diketahui, akan tetapi penyembuhan total sangat dimungkinkan dengan pendeteksian dini melalui pemeriksaan payudara secara reguler.
Diagnosa & Pemeriksaan
Bagaimana cara mendiagnosa?
Pemeriksaan Klinis – Khususnya bila benjolan, keluarnya cairan dari puting, atau perubahan payudara yang tidak biasa terjadi.
Mamogram – Metode ini juga dapat mendeteksi perubahan seperti kepadatan yang tidak normal atau terjadinya deposit kalsium.
Ultrasound Scan – Metode ini juga digunakan untuk dapat mendeteksi pada area khusus yang telah ditemukan dalam pemeriksaan mamogram atau dapat dilakukan untuk dapat mendeteksi kondisi abnormal yang tidak terlihat pada mamogram. Sebuah ultrasound scan juga dapat membedakan antara massa yang solid, yang kemungkinan kanker, atau kista yang berisi cairan yang biasanya bukan merupakan kanker.
Magnetic Resonance Imaging, MRI – Pada beberapa kasus, pasien harus menjalani sken MRI untuk dapat memperoleh hasil pemeriksaan yang lebih jelas pada area yang diduga terkena kanker. Metode ini juga sangat berguna bagi wanita yang berusia muda karena pada usianya mereka memiliki kepadatan jaringan payudara yang lebih besar dan tes visual konvensional seperti mamogram ataupun ultrasound menjadi kurang sensitif dan spesifik untuk mendeteksi kanker payudara.
Apa itu Biopsi?
Teknik biopsi umum
Untuk dapat memastikan kanker payudara, sebuah biopsi harus dilakukan di mana bagian dari jaringan sel yang diduga kanker diangkat dan diperiksa dengan mikroskop.
Aspirasi Jarum Halus (FNA)
Biopsi Jarum Inti (Core Needle) atau Biopsi Tru-cut
Biopsi Eksisi (Excision Biopsy)
Bagaimana Kanker Payudara diperiksa?
A. TAHAPAN/LUAS PENYEBARAN
TAHAPAN LUAS PENYEBARAN TINGKAT RATA-RATA KESELAMATAN PADA MASA
5-TAHUNAN(%)
0 Kanker non-invasif 99
I Kanker invasif kecil
(kurang dari 2 cm tanpa penyebaran ke arah kelenjar getah bening aksila) 90
II
Kanker invasif
(antara 2-5cm atau/dengan penyebaran pada kelenjar getah bening)
70
III Kanker invasif besar
(lebih dari 5cm dengan penyebaran pada kulit atau beberapa kelenjar getah bening) 40
IV
Penyebaran yang luas atau Kanker metastatis
20
B. KARAKTERISTIK KANKER PAYUDARA YANG BERDAMPAK PADA KAMBUH DAN KESELAMATAN
Tingkat Histologis Tumor
Merujuk pada seberapa banyak sel tumor yang telah memiliki kemiripan dengan sel normal dilihat dari mikroskop; skala tingkat 1 sampai dengan 3. Tumor tingkat 3 mengandung sel kanker yang sangat abnormal dan tumbuh pesat. Semakin tinggi tingkat histologis tumor, semakin besar resiko kanker payudara kembali.
Kelenjar Getah Bening
Jumlah kelenjar getah bening yang berada di ketiak, di sisi yang sama pada payudara yang terkena kanker, bisa jadi indikator penting. Semakin besar jumlah kelenjar yang positif diasosiasikan dengan kemungkinan terburuk dan merujuk kepada perawatan dan pengobatan yang lebih agresif.
Ukuran Tumor
Secara umum, semakin besar ukuran tumor, semakin besar kemungkinan untuk kanker payudara kembali menyerang.
ER/PR
Sekitar duapertiga dari semua kanker payudara telah memiliki tingkat esterogen yang signifikan dan/atau reseptor progesteron. Mereka dirujuk sebagai tumor reseptor esterogen positif (ER+). Tumor ER+ cenderung tumbuh kurang agresif dan dapat diobati dengan pengobatan menggunakan hormon.
HER2/erbB2
HER2 adalah sebuah protein yang telah ditemukan pada permukaan dari sel kanker tertentu. Sebuah tumor juga dapat digambarkan sebagai HER2-positif apabila tumor tersebut telah memiliki lebih banyak reseptor HER2 dibanding dengan yang lain. Sekitar 20-25% dari semua kanker payudara memiliki tumor dengan label HER2-positif. Tumors HER2-positif cenderung tumbuh lebih cepat daripada jenis-jenis kanker payudara lainnya.
Dengan mengetahui apakah sebuah kanker adalah HER2-positif dapat mempengaruhi pilihan pengobatan yang dapat diambil, karena wanita dengan tumor sejenis ini dapat diuntungkan dengan obat yang disebut trastuzumab (Herceptin®).
Pengobatan & Perawatan
Bagaimana kanker payudara diobati?
Pilihan pengobatan dan prognosis (peluang kesembuhan) tergantung dari tahapan kanker (apakah kanker tersebut hanya ada di payudara atau sudah menyebar ke bagian tubuh lainnya), tipe kanker payudara, karakteristik dari sel kanker dan apakah kanker tersebut ditemukan pada sisi payudara yang lain. Usia seorang wanita, status menopausal (apakah wanita tersebut masih memiliki siklus haid) dan kondisi kesehatan umumnya juga dapat mempengaruhi pilihan pengobatan dan prognosis.
Bedah
Pembedahan adalah umum untuk mengangkat kanker. Beberapa bentuk prosedur bedah termasuk:
1) Bedah dengan mempertahankan payudara
Lumpektomi atau Wide Local Excision – pengangkatan kanker dan sedikit jaringan di sekitarnya.
Quadrantektomi – pengangkatan kanker dengan mengangkat lebih banyak jaringan disekitarnya dibandingkan dengan lumpektomi. Untuk prosedur quadrantektomi, seperempat bagian dari payudara diangkat.
2) Mastektomi – pengangkatan seluruh bagian payudara dengan atau tanpa jaringan kelenjar getah bening di bawah aksila.
3) Saat bedah payudara, beberapa sel kelenjar getah bening di bawah ketiak juga akan diambil untuk pemeriksaan.
Terapi Sistemik
Kemoterapi
Terapi Hormon
Herceptin®
Radioterapi
Radioterapi dengan menggunakan sinar berenergi tinggi yang ditargetkan untuk dapat membunuh sel-sel kanker. Tujuannya adalah untuk dapat membunuh sel kanker yang mungkin tersisa di sekitar payudara.
Radioterapi sangatlah vital setelah prosedur bedah yang mempertahankan payudara, seperti lumpektomi, karena sebagian besar jaringan payudara dibiarkan utuh. Terapi ini juga akan mengurangi kemungkinan kembalinya kanker payudara.
Pada umumnya, wanita yang telah menjalani prosedur masektomi tidak memerlukan radioterapi. Akan tetapi, untuk beberapa kasus, prosedur ini perlu dilakukan untuk dapat merawat dinding dada dan kelenjar getah bening yang ada pada ketiak, bila resiko kembalinya kanker secara lokal masih tinggi.
Editor : dian sukmawati
MASIH ADA 1.286 TITIK JALAN RUSAK DI JAKARTA
saco-indonesia.com, Ribuan titik di sejumlah ruas jalan Ibu Kota rusak seusai terendam banjir. Kondisi ini akan dapat membahayak
saco-indonesia.com, Ribuan titik di sejumlah ruas jalan Ibu Kota rusak seusai terendam banjir. Kondisi ini akan dapat membahayakan pengguna jalan, terutama pengendara sepeda motor.
Berdasar data Dinas PU DKI, jalan rusak telah terdapat di 547 ruas dengan jumlah 6.446 titik seluas 136.117 meter persegi. Dari jumlah itu, yang telah tertangani baru 5.160 titik atau 107.266 meter persegi. Sebanyak 1.286 titik atau setara 28.851 meter persegi belum dapat tertangani.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) DKI Manggas Rudy Siahaan juga mengaku terus akan berupaya untuk mengurangi volume jalan rusak. Perbaikan masih bersifat tambal sulam dan belum permanen lantaran menunggu musim hujan berakhir.
”Kalau tidak hujan, jalannya kering, kita akan segera perbaiki,” ungkapnya. Dia juga meminta masyarakat untuk bersabar karena jalan rusak timbul sangat cepat. Petugas Satgas Jalan Rusak telah dikerahkan untuk seluruh wilayah DKI.
Pengamat perkotaan Universitas, Trisakti Nirwono Joga, juga mengatakan perbaikan jalan selama musim hujan tidak akan efektif. Ini lantaran pengaspalan membutuhkan suhu panas. ”Perbaikan sekarang baru sementara sifatnya,” ungkapnya.
Kendati demikian, Pemprov DKI tidak boleh berdiam diri karena jalan rusak bisa menimbulkan korban. Bila terjadi kecelakaan akibat jalan rusak, warga juga bisa menuntut Pemprov DKI. Dia juga menyarankan Dinas PU DKI untuk dapat mengumumkan perbaikan jalan kepada publik sehingga masyarakat dapat menghindari jalan tersebut. ”Masalah jalan di Jakarta ini sangat krusial. Macet di satu titik bisa menimbulkan kemacetan yang panjang,” tandasnya.
Pakar jalan dari Laboratorium Struktur dan Material Fakultas Teknik Universitas Indonesia (FTUI) Sigit P Hadiwardoyo telah menilai kerusakan jalan di Jakarta kebanyakan merupakan retak stripping (pengelupasan lapisan permukaan). Itu telah disebabkan pemadatan yang tidak sempurna saat pelaksanaan awal. Biasanya karena kontraktor kekurangan waktu pengerjaan.
Lamanya proses pencairan anggaran dan lelang telah membuat kontraktor dikejar tenggat waktu yang sangat terbatas. ”Dengan demikian, kontraktor harus bekerja siang-malam agar pengerjaan selesai sesuai jadwal yang telah ditentukan. Hal ini yang telah membuat pengerjaan menjadi terburu-buru sehingga kemungkinan ada standar pengerjaan yang dipaksakan,” paparnya.
Menurutnya, kerusakan jalan harus segera diperbaiki sehingga tidak melebar. Jika kerusakan terjadi pada bagian atas, perbaikan bisa dilakukan dengan menambal menggunakan jenis campuran sejenis atau campuran aspal beton. Namun, perbaikan pada musim hujan seperti ini tetap tidak akan sempurna.
Editor : Dian Sukmawati
Marty Napoleon, 93, Dies; Jazz Pianist Played With Louis Armstrong
Mr. Napoleon was a self-taught musician whose career began in earnest with the orchestra led by Chico Marx of the Marx Brothers.
Baltimore Residents Away From Turmoil Consider Their Role
BALTIMORE — In the afternoons, the streets of Locust Point are clean and nearly silent. In front of the rowhouses, potted plants rest next to steps of brick or concrete. There is a shopping center nearby with restaurants, and a grocery store filled with fresh foods.
And the National Guard and the police are largely absent. So, too, residents say, are worries about what happened a few miles away on April 27 when, in a space of hours, parts of this city became riot zones.
“They’re not our reality,” Ashley Fowler, 30, said on Monday at the restaurant where she works. “They’re not what we’re living right now. We live in, not to be racist, white America.”
As Baltimore considers its way forward after the violent unrest brought by the death of Freddie Gray, a 25-year-old black man who died of injuries he suffered while in police custody, residents in its predominantly white neighborhoods acknowledge that they are sometimes struggling to understand what beyond Mr. Gray’s death spurred the turmoil here. For many, the poverty and troubled schools of gritty West Baltimore are distant troubles, glimpsed only when they pass through the area on their way somewhere else.
And so neighborhoods of Baltimore are facing altogether different reckonings after Mr. Gray’s death. In mostly black communities like Sandtown-Winchester, where some of the most destructive rioting played out last week, residents are hoping businesses will reopen and that the police will change their strategies. But in mostly white areas like Canton and Locust Point, some residents wonder what role, if any, they should play in reimagining stretches of Baltimore where they do not live.
“Most of the people are kind of at a loss as to what they’re supposed to do,” said Dr. Richard Lamb, a dentist who has practiced in the same Locust Point office for nearly 39 years. “I listen to the news reports. I listen to the clergymen. I listen to the facts of the rampant unemployment and the lack of opportunities in the area. Listen, I pay my taxes. Exactly what can I do?”
And in Canton, where the restaurants have clever names like Nacho Mama’s and Holy Crepe Bakery and Café, Sara Bahr said solutions seemed out of reach for a proudly liberal city.
“I can only imagine how frustrated they must be,” said Ms. Bahr, 36, a nurse who was out with her 3-year-old daughter, Sally. “I just wish I knew how to solve poverty. I don’t know what to do to make it better.”
The day of unrest and the overwhelmingly peaceful demonstrations that followed led to hundreds of arrests, often for violations of the curfew imposed on the city for five consecutive nights while National Guard soldiers patrolled the streets. Although there were isolated instances of trouble in Canton, the neighborhood association said on its website, many parts of southeast Baltimore were physically untouched by the tumult.
Tensions in the city bubbled anew on Monday after reports that the police had wounded a black man in Northwest Baltimore. The authorities denied those reports and sent officers to talk with the crowds that gathered while other officers clutching shields blocked traffic at Pennsylvania and West North Avenues.
Lt. Col. Melvin Russell, a community police officer, said officers had stopped a man suspected of carrying a handgun and that “one of those rounds was spent.”
Colonel Russell said officers had not opened fire, “so we couldn’t have shot him.”
The colonel said the man had not been injured but was taken to a hospital as a precaution. Nearby, many people stood in disbelief, despite the efforts by the authorities to quash reports they described as “unfounded.”
Monday’s episode was a brief moment in a larger drama that has yielded anger and confusion. Although many people said they were familiar with accounts of the police harassing or intimidating residents, many in Canton and Locust Point said they had never experienced it themselves. When they watched the unrest, which many protesters said was fueled by feelings that they lived only on Baltimore’s margins, even those like Ms. Bahr who were pained by what they saw said they could scarcely comprehend the emotions associated with it.
But others, like Lambi Vasilakopoulos, who runs a casual restaurant in Canton, said they were incensed by what unfolded last week.
“What happened wasn’t called for. Protests are one thing; looting is another thing,” he said, adding, “We’re very frustrated because we’re the ones who are going to pay for this.”
There were pockets of optimism, though, that Baltimore would enter a period of reconciliation.
“I’m just hoping for peace,” Natalie Boies, 53, said in front of the Locust Point home where she has lived for 50 years. “Learn to love each other; be patient with each other; find justice; and care.”
A skeptical Mr. Vasilakopoulos predicted tensions would worsen.
“It cannot be fixed,” he said. “It’s going to get worse. Why? Because people don’t obey the laws. They don’t want to obey them.”
But there were few fears that the violence that plagued West Baltimore last week would play out on these relaxed streets. The authorities, Ms. Fowler said, would make sure of that.
“They kept us safe here,” she said. “I didn’t feel uncomfortable when I was in my house three blocks away from here. I knew I was going to be O.K. because I knew they weren’t going to let anyone come and loot our properties or our businesses or burn our cars.”