saco-indonesia.com, Polisi juga masih akan terus memburu pelaku yang telah membunuh wanita pengusaha katering di rumah Jalan Tan
saco-indonesia.com, Polisi juga masih akan terus memburu pelaku yang telah membunuh wanita pengusaha katering di rumah Jalan Tanah Tinggi 1 Gang V No.185 RT 11/6 Kelurahan Tanah Tinggi, Johar Baru, Jakarta Pusat, Senin (3/2) sore.
Ny Adika Adi Putri yang berusia 31 tahun , janda beranak dua tewas seketika dengan luka tikam di bagian kepala belakang dan depan dengan luka 16 tusukan. Jenazah wanita beranak dua itu dikirim ke RSCM. Sedang pelaku diduga karyawan kabur.
“Pelaku karyawannya, yang mau merampok tapi karena kepergok akhirnya barang-barang tak ada yang hilang,” Kasat Reskrim Polres Jakarta Pusat AKBP Tatan Dirsan Atmaja, dengan didampingi Kapolsek Johar Baru Kompol Dasril.
AKBP Tatan Dirsan Atmaja, telah menuturkan, pelaku diduga karyawannya, karena wanita beranak dua itu punya usaha katering dan disaat kejadian dua karyawannya sedang keluar dan seorang lagi yang berinsial DS, ada bersama majikannya. “Mereka ketika itu hanya berdua di rumah, majikannya ketika itu sedang tidur,”tegas Kasat Tatan.
Namun betapa kagetnya, warga telah mendengar wanita yang dikenal ramah ditemukan tewas mengenaskan dengan luka di kepala.
Dalam hasil olah pemeriksaan, ternyata barang yang hilang tidak ada, diduga ini pelaku mau merampok dan melihat wanita pemilik katering ada di kamar akhirnya dibunuh.Petugas menemukan kain panjang yang mengikat leher korban serta celana panjang jeans berbercak darah diduga kepunyaan karyawannya yang berinsial DS.
“Bisa jadi kalau pelakunya karyawan sendiri berinsial DS, karena saat kejadian dia ada di rumah dan tiba-tiba menghilang kemudian di dalam saku celana bercak darah ada buku notes miliknya,”tegas Kasat Reakrim Tatan.
Warga juga telah memperkirakan kalau pelaku karyawannya . Pasalnya saat kejadian tersebut , warga juga sempat melihat ada orang yang buru-buru keluar dari rumah namun tidak menyangka ada korban pembunuhan.
Editor : Dian Sukmawati
REPUBLIKA.CO.ID, MINA — Tiap tahun, ratusan tukang cukur paruh waktu tanpa izin resmi membanjiri kota suci Mina. Mereka tu
REPUBLIKA.CO.ID, MINA — Tiap tahun, ratusan tukang cukur paruh waktu tanpa izin resmi membanjiri kota suci Mina. Mereka tumpah ruah untuk melakukan ritual haji terakhir, yakni mencukur rambut jamaah haji.
“Saya mencukur rambut karena ini adalah perintah Nabi Muhammad. Saat ini udara sangat panas, jadi mencukur rambut bukan gagasan yang buruk,” ujar jamaah haji asal Yaman Mohamed Hassan saat akan dicukur dengan menggunakan pisau.
Sambil mengusap darah yang mengalir di kepalanya dengan tangan, Hassan mengatakan Allah akan melindungi dirinya dan jamaah haji lain.
Para tukang cukur ini menggunakan pisau cukur yang sama bagi puluhan jamaah haji. Hal ini menjadikan praktik mereka sangat berisiko dalam penyebaran penyakit di antara dua juta orang yang berhaji tahun ini.
Praktik mencukur seperti ini yang coba dihentikan kementerian kesehatan Arab Saudi selama bertahun-tahun. Para tukang cukur mampu menghindari aparat dengan mengatakan mereka adalah kerabat kliennya dan mengaku tidak menerima upah mencukur.
Tahun ini, pihak berwenang memasang iklan besar-besaran di televisi dan radio berisi peringatan mengenai potensi bahaya kesehatan mencukur rambut sembarangan. Mereka juga membawa tukang cukur berlisensi dari seluruh negeri ke Mina. Selain itu, mereka juga memasang poster, seperti biasa.
Hal ini bukannya tanpa hambatan. Pemilik salon berlisensi di Mina mengatakan para jamaah haji memiliki dana yang terbatas. Sedikitnya 60 persen jamaah haji mempercayakan pencukuran rambut mereka kepada tukang cukur tidak resmi atau mencukur rambut mereka sendiri.
“Saya tidak mampu membayar apapun melebihi 10 saudi riyal (2,7 dolar AS). Tukang cukur yang direkomendasikan pemerintah harganya mahal,” ujar seorang pekerja pabrik dari Mesir, Salam Assem, seperti dikutip dari Reuters, Rabu (16/10).
Pejabat kementerian kesehatan mengatakan sulit mengetahui berapa banyak jamaah yang tertular penyakit akibat pemakaian pisau cukur yang sama. Sebabnya, jamaah kembali ke negara masing-masing. Hal ini menyulitkan pengumpulan data dan koordinasi. Namun, kekhawatiran penularan penyakit sangat nyata.
“Berbagi pakai penggunaan pisau cukur sangat berbahaya. Melalui luka terbuka, virus seperti HIV, hepatitis B dan C dan malaria bisa menular dari satu orang ke orang lain. Bahkan melalui tangan yang kotor bisa tertular kudis dan infeksi kulit lainnya,” kata doketr di sebuah rumah sakit di Mina Amin al-Mahdi.
Sebuah penelitian pada 2008 yang diterbitkan dalam Jurnal Infeksi dan Kesehatan Publik terdapat daftar panjang penyebab tekanan ekstrem, misalnya udara panas, sengatan matahari, rasa haus, padatnya orang, kepadatan lalu lintas, licinnya jalanan dan jalan yang tidak rata.
Sumber : http://www.jurnalhaji.com
Baca Artikel Lainnya : CALON HAJI DAN UMRAH DI PERBOLEHKAN MEMBAWA UANG