saco-indonesia.com, Gempa bumi dengan kekuatan 5,3 skala richter (SR) telah mengguncang wilayah Kabupaten Alor, NTT. Gempa telah
saco-indonesia.com, Gempa bumi dengan kekuatan 5,3 skala richter (SR) telah mengguncang wilayah Kabupaten Alor, NTT. Gempa telah terjadi pada pukul 1.06 dinihari WIB, Selasa (11/2).
Seperti yang telah dilansir dari BMKG, lokasi gempa terletak di 8.08 LS - 124.59 BT. Dengan kedalaman gempa 10 km atau 27 Km barat Laut Alor, NTT.
Belum dapat diketahui apakah ada kerusakan akibat gempa ini. Gempa ini juga tidak menimbulkan tsunami
Editor : Dian Sukmawati
Allah Swt telah menjadikan ibadah Haji sebagai salah satu kewajiban ibadah yang paling mulia dan merupakan bagian dari Rukun Isl
Allah Swt telah menjadikan ibadah Haji sebagai salah satu kewajiban ibadah yang paling mulia dan merupakan bagian dari Rukun Islam yang dengannya Islam tegak di muka bumi ini hingga akhir jaman.
Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah bagi orang yang mampu baik dari sisi fisik maupun materi untuk bekal perjalanan dan untuk keluarga yang ditinggalkan. Mampu tidak berarti harus kaya raya karena banyak orang yang kaya namun belum berhaji, sementara banyak orang yang tidak kaya malah mampu melaksanakan Haji.
Ibadah Haji adalah puncak pencapaian spiritual seorang Muslim yang kegiatannya paling lengkap. Di dalamnya terdapat kegiatan fisik, lisan, dan rohani serta pengorbanan jiwa, waktu dan harta. Kegiatan fisik berupa Perjalanan dari tanah air ke Saudi Arabia yang menempuh jarak yang jauh dan biaya tidak sedikit serta kegiatan ibadah haji yang melelahkan karena harus bergerak dari satu tempat ke tempat lain dalam waktu yang singkat. Kegiatan lisan berupa lidah yang senantiasa mengumandangkan senandung talbiyah, takbir, dzikir, dan doa untuk menempatkan Allah di atas puncak kebesaran-Nya serta mengecilkan keinginan terhadap harta, wanita dan tahta yang kerap memalingkan kita dari nur Illahi. Kegiatan rohani berupa penjagaan hati agar selalu bersih, ikhlas dan lurus dalam upaya mencapai haji Mabrur serta penyerahan diri dalam rangka mencari ridho Allah.
Hakikat ritual haji diuraikan secara provokatif oleh cendekiawan Iran, alm Dr. Ali Syariati dalam bukunya berjudul Makna Haji. Ali Syariati menunjukkan kepada kita bahwa haji bukanlah sekadar prosesi lahiriah formal belaka, melainkan sebuah momen revolusi lahir dan batin untuk mencapai kesejatian diri sebagai manusia. Menurut beliau, makna Haji yang pertama adalah mengingatkan kembali hakikat kita sebagai manusia. Melalui thawaf, Allah mendemonstrasikan cara kerja alam semesta. Bagaimana bumi, dan planet-planet di jagat raya ini berotasi dan mengelilingi orbitnya masing-masing sesuai Sunnatullah agar selamat. Dengan thawaf, manusia diajarkan untuk tidak diam di pinggiran, melainkan harus meleburkan diri dalam pusaran kafilah manusia yang akan membawanya menuju Allah.
Melalui jumrah, kita ditunjukkan kepada Iblis yang dapat menjelma menjadi tiga wajah dalam bentuk Fir’aun (lambang kekuasaan), Karun (lambang harta), dan Bal’am (lambang intelektualitas). Melalui Wukuf, kita diingatkan kepada kisah iblis yang melakukan tipu daya kepada Adam sehingga harus turun dari surga serta terpisah dengan Hawa. Melalui perjuangan tak kenal lelah, akhirnya Allah menerima taubatnya dan dipertemukan kembali dengan Hawa di Jabal Rahmah. Melalui mabit di Mina kita akan dibawa kepada keteladanan perjuangan Ibrahim yang berhasil mengatasi berbagai ujian keimanan dan mengatasi bujuk rayu syetan dengan memberikan pengorbanan Terbesar dalam sejarah manusia yaitu Ismail as. Ibrahim lulus dari ujian tersebut hingga diangkat menjadi Kekasih Allah, imam dan panutan bagi seluruh ummat manusia.
Saat berhaji, Pastikan jiwa mana yang kita bawa. Jiwa yang hendak bertekuk lutut dan mengakui kehinaan di hadapan Tuhan, ataukah jiwa yang hendak ‘memperalat’ Tuhan demi status baru? Ataukah sekadar memperpanjang gelar yang disandang? Orang yang sudah berhaji haruslah menjadi manusia yang “tampil beda” (lebih lurus hidupnya) dibanding sebelumnya. Jika tidak, sesungguhnya kita tidak lebih dari hanya sekedar wisatawan yang berlibur ke tanah suci di musim haji.
Haji adalah Tamu Allah. Dengan melaksanakan haji, kita akan menjadi Tamu yang dimuliakan oleh Allah Swt., dan sebagai Tuan Rumah maka Allah berjanji akan memuliakan tamunya serta mengabulkan apapun yang diminta tamunya tersebut. Keutamaan Ibadah Haji disetarakan dengan keutamaan jihad, karena keduanya adalah orang-orang yang menjawab panggilan ketika Allah memanggil.
Karunia terbesar bagi orang yang berhaji adalah janji Allah untuk menghapuskan seluruh dosa tamunya yang bertumpuk sejak dilahirkan hingga selesainya melaksanakan Haji. Termasuk didalamnya dosa-dosa besar yang hanya dapat dihilangkan melalui pelaksanaan wukuf di Arafah.
Sumber : http://www.alimancenter.com
Baca Artikel Lainnya : FAEDAH TANAH HARAM MAKKAH