Bagi anda yang sedang membangun rumah, atau bagi developer / pengembang atau bagi kontraktor ataupun bagi siapa saja yang membut
Bagi anda yang sedang membangun rumah, atau bagi developer / pengembang atau bagi kontraktor ataupun bagi siapa saja yang membutuhkan besi beton untuk wilayah Jakarta ataupun luar Jakarta, kami bersedia melayani keperluan anda.
Kami telah berikan gambaran sedikit mengenai besi beton. Besi beton yang ada di pasaran banyak jenisnya, namun secara umum telah di bagi menjadi dua yaitu: besi beton SNI (Standar Nasional Indonesia) dan Non - SNI atau yang sering di sebut dengan istilah besi beton banci ataupun non - full.
Besi beton SNI telah memiliki standar kekuatan tertentu, untuk besi beton polos standar kekuatannya sering disebut sebagai BJTP24, sedangkan untuk besi beton ulir standar kekuatannya bertingkat mulai dari BJTS 30, 35 dan 40. Besi beton SNI ini lebih banyak di gunakan untuk pembangunan gedung bertingkat banyak untuk dapat menjamin kekuatan struktur bangunan sesuai standar yang telah di tetapkan atau diperhitungkan oleh konsultan perencana bangunan tingkat tinggi. Besi beton SNI yang umum di pakai adalah KS Cilegon, IS, CS, dan TY. Besi beton KS Cilegon terkenal dengan kualitas dan harga yang mahal.
Ada istilah lain yang sering di perhatikan para kontraktor yaitu, toleransi. Toleransi ini telah menandakan seberapa selisih antara marking diameter besi beton dengan diameter real besi beton, misal besi beton 8 KS Cilegon memiliki toleransi 0,1 maka diameter real dari besi beton ini lebih kecil 0,1 mm dari markingnya atau diameter riil hanya 7,9 mm.Â
Panjang standar seluruh besi beton adalah 12 meter, kecuali besi beton tarikan (tidak memiliki marking) terkadang memiliki panjang kurang dari 12 m.
Besarnya beban
utang induk perusahaan dan beberapa anak usahanya, memaksa grup Bakrie melepas aset-aset
strategisnya.Setelah pekan lalu menjual 10 persen kepemilikan Blok Masela PSC kepada INPEX Masela
Ltd dan Shell Upstream Overseas Services (I) Limited untuk melunasi utang, kini Grup Bakrie
kembali melepas aset yang dimilikinya.
Besarnya beban utang
induk perusahaan dan beberapa anak usahanya, memaksa grup Bakrie melepas aset-aset
strategisnya.Setelah pekan lalu menjual 10 persen kepemilikan Blok Masela PSC kepada
INPEX Masela Ltd dan Shell Upstream Overseas Services (I) Limited untuk melunasi utang, kini
Grup Bakrie kembali melepas aset yang dimilikinya.
Kepastian penjualan ruas tol milik
PT Bakrieland Development Tbk (ELTY) akhirnya terungkap ke publik. Dari keterbukaan informasi
yang dikutip merdeka.com, Selasa (4/6), Bakrieland Development telah mengumumkan penjualan
saham PT Bakrie Toll Road kepada PT Karya Prima Investama (KPI).
Nilainya hanya
mencapai Rp 140,475 miliar. Nantinya penjualan ini akan dilaksanakan oleh anak usaha ELTY, PT
Bakrie Infrastructure. Akta Penjualan Jual Beli (AJB) saham ini telah ditandatangani 19 April
2013.
"Penjualan ini telah mendapatkan persetujuan dari kreditur sindikasi yaitu
PT Semesta Marga Raya," ujar Sekretaris Perusahaan ELTY, Kurniawan Budiaman seperti dikutip
dari keterbukaan informasi, Selasa (4/6).
Penyelesaian transaksi ini dilakukan
selambat-lambatnya tiga bulan sejak penandatangan AJB tersebut. Namun, dalam keterbukaan
informasi itu, tidak diungkap lebih detail mengenai PT Karya Prima Investama. Informasi
mengenai perusahaan tersebut juga sangat minim. Belum jelas rekam jejak perusahaan yang membeli
aset milik Bakrie tersebut.
padahal, jika melirik sedikit ke belakang, pada akhir tahun
lalu berhembus kabar yang menyebutkan bahwa PT Media Nusantara Citra (MNC) berniat membeli lima
ruas tol yang dimiliki oleh Bakrie.
Bakrie Toll Road mempunyai konsesi untuk lima ruas
jalan tol, yaitu Kanci-Pejagan, Pejagan-Pemalang (Jawa Tengah), Pasuruan-Probolinggo (Jawa
Timur), Cimanggis-Cibitung (Jawa Barat), dan Ciawi-Sukabumi (Jawa Barat).
Penjualan
tol yang menghubungkan Jawa Barat hingga Jawa Tengah ini diperkirakan bisa meraup dana hingga Rp
2 triliun.