Dalam Sebuah Buku Tertulis bahwa mansia terbagi menjadi 2 jenis berdasarkan penyelesaian
terhadap suatu masalah,
MANUSIA EKST
Dalam Sebuah Buku Tertulis bahwa mansia terbagi
menjadi 2 jenis berdasarkan penyelesaian terhadap suatu masalah,
MANUSIA
EKSTERNAL
adalah manusia yang selalu memandang sesuatu yang terjadi padanya sebagai
akibat keadaan yang terjadi diluar dirinya, manusia eksternal beranggapan bahwa segala sesuatu
yang menimpa dirinya disebabkan oleh keadaan eksternal yang terjadi diluar dirinya. Manusia
eksternal selalu berfikir keadaan yang mengontrol dirinya, bukan dirinnya yang mengontrol
keadaan, MANUSIA YANG SELALU MENYALAHKAN KEADAAN. Contoh kecilnya saat kalah bermain sepakbola,
menurutnya yang salah adalah lapangan atau wasitnya.
MANUSIA INTERNAL
yaitu manusia yang menanggapi sebuah masalah berlawanan dengan manusia eksternal. Manusiayang
berfikir bahwa dirinyalah yang harus mengontrol keadaan, tidak mau kalah dengan keadaan. Manusia
Internal akan melihat terlebih dahulu apa yang salah pada dirinya, bukan yang lantas menyalahkan
keadaan.
You are the driver not a passenger in life
Mabit atau bermalam di Muzdalifah memberikan kesempatan kepada jamaah haji untuk beristirahat guna memulihkan tenaga. Kondisi ba
Mabit atau bermalam di Muzdalifah memberikan kesempatan kepada jamaah haji untuk beristirahat guna memulihkan tenaga. Kondisi badan yang fit sangat diperlukan sebab rangkaian kegiatan ibadah haji keesokan harinya sangat berat, yaitu melempar jumrah Aqabah di Mina.
Melempar jumrah adalah simbol perlawanan terhadap setan. Karena melawan setan tidak semudah membalik telapak tangan, kita membutuhkan stamina dan kekuatan yang sangat besar untuk mengalahkannya. Karena itulah, sebelum melaksanakan ibadah apa pun kondisi tubuh kita harus sehat dan kuat.
Hikmah yang bisa kita petik dari kegiatan mabit di Muzdalifah adalah bahwa untuk dapat menjalankan ibadah secara baik kita harus menjaga kondisi fisik agar tetap prima. Karena itu, penulis akan menyediakan ruang tersendiri untuk membahas tentang persiapan apa saja yang harus dilakukan agar kesehatan fisik dan mental tetap terjaga.
Melempar jumrah adalah simbol perlawanan manusia terhadap setan. Manusia harus melakukan perlawanan kepada setan karena mereka selalu berupaya menyesatkan manusia dari jalan kebenaran dan menjauhkan mereka dari jalan Allah SWT. Melempar jumrah adalah simbol keteladanan Hajar yang menunjukkan sikap permu terhadap setan.
Dalam suatu riwayat dikatakan bahwa sewaktu Ibrahim membawa Ismail untuk disembelih, setan membujuk Hajar agar menghentikan langkah suaminya itu. Sebagi seorang ibu, menurut setan, Hajar tidak akan sampai hati mengetahui buah hatinya dikorbankan. Perkiraan setan ternyata meleset. Bukannya menuruti bisikan setan, Hajar malah mengambil batu dan melemparinya berkali-kali.
Dalam ibadah haji, melempar jumrah tidak hanya dilakukan dalam satu hari melainkan tiga atau empat hari. Ini menunjukkan perintah Allah yang sangat tegas agar manusia benar-benar memusuhi setan dan tidak bersekutu dengannya. Panji-panji harus terus dikibarkan dan genderang perang melawan setan harus terus ditabuh.
Allah SWT berfirman, “Sesungguhnya setan adalah musuh bagimu maka jadikanlah ia sebagai musuh(mu). Sesungguhnya setan- setan itu hanya mengajak golongannya agar mereka menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala. (QS. Fathir ayat 6).
Orang yang mengharapkan kebahagiaan di dunia dan akhirat harus bisa menyelami sekaligus mempraktikkan makna dan nilai-nilai melempar jumrah, yaitu memusuhi setan hingga kapan pun. Setiap muslim terutama para jamaah haji yang telah pulang dari Tanah Suci harus mencontoh sikap Hajar dalam memerangi setan, sebab hanya dengan cara itulah kita akan sampai pada ridha Allah SWT.
Sumber : http://www.jurnalhaji.com/berita/mabit-di-muzdalifah-melempar-jumrah-di-jamarat/#sthash.ZXv92Khr.dpuf
Baca Artikel Linnya : HIKMAH MELAKSANAKAN HAJI