Wajah manusia
terus berevolusi dari waktu ke waktu dan masih akan terus mengalami perubahan.
Saco-Indonesia.com - Wajah manusia terus berevolusi dari waktu ke waktu dan
masih akan terus mengalami perubahan. Kini dengan bantuan teknologi, ilmuwan mampu memprediksi
perubahan wajah manusia dalam kurun waktu hingga 100.000 tahun mendatang.
Seniman Nickolay Lamm dari MyVoucherCodes.co.uk berdiskusi dengan Alan Kwan, doktor di bidang
computational genomics dari Wshington University. Dari diskusi tersebut, Lamm berupaya membuat
ilustrasi wajah manusia dalam beberapa puluh ribu tahun mendatang.
Kwan
percaya, evolusi masa depan akan lebih dikontrol oleh manusia yang berupaya beradaptasi dan
mencukupi kebutuhannya. Dengan rekayasa genetika yang semakin maju, perubahan wajah akan lebih
menyesuaikan dengan selera manusia. Dahi akan semakin lebar karena otak makin besar.
Wajah manusia akan lebih mengagumkan dari satu sudut pandang, terlihat tegas, punya
hidung yang lurus, mata yang tajam serta rasio emas antara bagian kanan dan kiri wajah sehingga
simetri sempurna.
Wajah manusia 20.000 tahun lagi.
Mata manusia akan berkembang menjadi lebih besar sebagai bentuk
adaptasi karena manusia sudah mengolonisasi Tata Surya dan mulai hidup di lingkungan yang lebih
redup, lebih jauh dari Matahari.
Mata juga akan mengalami perkembangan lain.
Ada fitu "eye shine" untuk memungkinkan manusia melihat dalam lingkungan dengan
intensitas cahaya rendah. Selain itu, manusia bisa melakukan kedip samping untuk melindungi
mata dari sinar kosmik.
Sementara itu, kulit manusia akan mengalami
pigmentasi lebih iuntuk melindungi dari sinar UV. Alis akan menjadi lebih tepal dan tulang di
bawahnya akan menjadi lebih tegas sebagai efek gravitasi rendah.
Lubang
hidung juga akan menjadi lebih besar agar pernafasan lebih mudah. Selain itu, rambut manusia
akan lebih lebat untuk mencegah hilangnya panas. Kosmetik pun akan berkembang. Orang tua bisa
memilih sifat anaknya.
Wajah manusia 60.000 tahun lagi.
Kwan memprediksi bahwa manusia akan berupaya tampak sealami mungkin walaupun teknologi
yang tertancap di bawah kulit akan makin berkembang.
"Lensa komunikasi
yang berkontak langsung dengan mata dan perangkat bone-conduction yang diimplantasikan di bagian
atas telinga akan bekerja bersama," kata Kwan seperti dikutip Daily Mail, Sabtu
(8/6/2013).
"Perangkat bone-conduction dengan nanocip yang terpasang akan
terhubung dengan perangkat di luar tubuh manusia untuk mendukung komunikasi dan hiburan,"
tambah Kwan.
Wajah manusia 100.000 tahun lagi dengan mata
yang super besar.
Editor :Liwon Maulana
saco-indonesia.com, Petugas Reserse Polsek Mauk, Kota Tangerang, telah berhasil menangkap tiga orang bandar judi togel di antara
saco-indonesia.com, Petugas Reserse Polsek Mauk, Kota Tangerang, telah berhasil menangkap tiga orang bandar judi togel di antaranya; SH (32) SW dan ABD. Saat ditangkap mereka telah kedapatan sedang mengecer kupon judi togel jenis pakong.
Kapolsek Mauk AKP Suhendar juga mengatakan, para pelaku berhasil ditangkap atas laporan warga yang resah pada kegiatan mereka.
"Untuk tersangka SH kami lakukan penangkapan di rumahnya di Kampung Kemeri Warakas, RT 01 RW 01, dengan barang bukti uang tunai Rp 62 ribu, dua buku kupon judi togel, buku tafsir mimpi serta dua lembar kode pakong," katanya, Senin (23/12).
Saat ditangkap di rumahnya, SH tengah menulis kupon togel. Selang berapa lama petugas juga dua tersangka bandar judi togel lainnya, yakni SW dan ABD.
"Mereka telah diamankan oleh petugas saat sedang menulis semua rekapan kupon judi di Kampung Tegal Kunir Lor, Mauk," ujar Kapolsek.
Dari tempat penangkapan tersebut , petugas juga mengamankan uang tunai sebesar Rp 564 ribu serta buku kupon judi togel jenis pakong. "Menurut pengakuan tersangka mereka selain mengecerkan langsung kepada pemasang, juga bisa melalui ponsel yang masuk dalam kategori judi online," jelas Kapolsek.
Untuk menekan praktik perjudian di wilayahnya, petugas selalu melakukan observasi keliling dengan menggunakan mobil patroli.
"Untuk wilayah rawan kejahatan biasanya kami lakukan patroli sesering mungkin dan juga pada saat memasuki jam rawan seperti malam dan siang hari," ujarnya.
Editor : Dian Sukmawati
y NEIL GENZLINGER
Frontline
Frontline An installment of this PBS program looks at the effects of Ebola on Liberia and other countries, as well as the origins of the outbreak.
The program traces the outbreak to its origin, thought to be a tree full of bats in Guinea.
By NEIL GENZLINGER
A variation of volleyball with nine men on each side is profiled Tuesday night on the World Channel in an absorbing documentary called “9-Man.”
Television
By KATHRYN SHATTUCK
“Hard Earned,” an Al Jazeera America series, follows five working-class families scrambling to stay ahead on limited incomes.