saco-indonesia.com, Hari kelima pasca-erupsi Gunung Kelud, selasa (18/2), aktivitas di Kota Kediri telah berangsur-angsur pulih.
saco-indonesia.com, Hari kelima pasca-erupsi Gunung Kelud, selasa (18/2), aktivitas di Kota Kediri telah berangsur-angsur pulih. Sebagian warga juga telah terlihat membersihkan pasir yang menutupi tempat tinggal mereka.
Saat sedang bersih-bersih rumah, banyak warga yang telah terjatuh dan mengalami luka, hingga harus dilarikan ke rumah sakit.
"Sejak hari sabtu itu total ada 88 orang, yang telah dirawat di rumah sakit Gambiran, karena terjatuh saat memperbaiki rumah," kata Humas RS Gambiran Nitra, saat dikonfirmasi, Selasa (18/2).
Nitra mengatakan, sebagian besar warga yang terjatuh mengalami patah tulang dan luka-luka lecet. Sehingga harus dirawat intensif di Rumah Sakit.
"Sebagian sudah dipulangkan yang lecet-lecet. Sementara yang patah tulang masih dirawat, selama beberapa hari," ucapnya.
Sementara itu, untuk biaya rumah sakit, Nitra juga menjelaskan, hingga saat ini masih ditanggung oleh korban. Belum ada bantuan biaya medis dari pemerintah daerah maupun pusat.
"Pemerintah belum kasih instruksi kalau biaya ditanggung oleh pemkab. Sementara masih dari warga sendiri yang membayar," tandasnya.
Editor : Dian Sukmawati
Bekasi, Saco-Indonesia.com - Selama ini kebiasaan menonton televisi dikaitkan dengan banyak penyakit, mulai dari obesitas hingga penyakit mata.
Bekasi, Saco-Indonesia.com - Selama ini kebiasaan menonton televisi dikaitkan dengan banyak penyakit, mulai dari obesitas hingga penyakit mata. Namun baru-baru ini peneliti juga mengungkap bahwa terlalu sering menonton televisi juga bisa merusak otak anak-anak. Peneliti menemukan bahwa menonton televisi bisa mengubah struktur otak anak dan secara perlahan merusaknya.
Lebih sering anak menonton televisi dan dalam waktu yang lama, maka lebih banyak pula perubahan struktur yang terjadi pada otak mereka. Hasil ini ditemukan setelah peneliti Jepang mengamati 276 anak berusia lima sampai 18 tahun yang menghabiskan hingga empat jam sehari di depan televisi. Anak-anak tersebut rata-rata menghabiskan waktu dua jam setiap hari.
Scan MRI pada otak menunjukkan bahwa anak yang menghabiskan lebih banyak waktu menonton televisi memiliki bagian abu-abu di otak bagian frontopolar cortex mereka. Bertambahnya bagian abu-abu berkaitan dengan menurunnya kemampuan verbal anak dan tingkat kecerdasan mereka, ungkap peneliti dari Tohoku University di Sendai, seperti dilansir oleh Daily Mail (10/01).
Peneliti menjelaskan bahwa sebelumnya efek menonton televisi pada otak anak-anak belum pernah diteliti. Mereka menekankan bahwa menonton televisi berkaitan dengan perkembangan saraf pengetahuan pada otak anak. Orang tua sebaiknya mengawasi jumlah waktu yang dihabiskan anak mereka di depan televisi.
Hasil penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Cerebral Cortex ini menekankan kaitan antara menonton televisi dengan perubahan struktur pada otak anak. Sayangnya mereka tak melakukan penelitian terhadap efek kegiatan lain pada otak, seperti membaca buku, berolahraga, atau bersosialisasi dengan teman.
Sumber:Merdeka.com
Editor : Maulana Lee
Ms. Pryor, who served more than two decades in the State Department, was the author of well-regarded biographies of the founder of the American Red Cross and the Confederate commander.