MAU UMROH BERSAMA TRAVEL TERBAIK DI INDONESIA ALHIJAZ INDO WISTA..?

Paket Umroh Reguler, paket umroh ramadhan, paket umroh Turki, Paket Umroh dubai dan beberapa paket lainya

Jadwal Umroh Kami ada disetiap minggu, agar  lebih detail Anda bisa tanyakan detail ttg program kami, Sukses dan Berkah Untuk Anda

YOOK LANGSUNG WHATSAPP AJA KLIK DISINI 082124065740

Biro Umroh VIP November 2015 di Jakarta Selatan Hubungi 021-9929-2337 atau 0821-2406-5740 Alhijaz Indowisata adalah perusahaan swasta nasional yang bergerak di bidang tour dan travel. Nama Alhijaz terinspirasi dari istilah dua kota suci bagi umat islam pada zaman nabi Muhammad saw. yaitu Makkah dan Madinah. Dua kota yang penuh berkah sehingga diharapkan menular dalam kinerja perusahaan. Sedangkan Indowisata merupakan akronim dari kata indo yang berarti negara Indonesia dan wisata yang menjadi fokus usaha bisnis kami.

Biro Umroh VIP November 2015 di Jakarta Selatan Alhijaz Indowisata didirikan oleh Bapak H. Abdullah Djakfar Muksen pada tahun 2010. Merangkak dari kecil namun pasti, alhijaz berkembang pesat dari mulai penjualan tiket maskapai penerbangan domestik dan luar negeri, tour domestik hingga mengembangkan ke layanan jasa umrah dan haji khusus. Tak hanya itu, pada tahun 2011 Alhijaz kembali membuka divisi baru yaitu provider visa umrah yang bekerja sama dengan muassasah arab saudi. Sebagai komitmen legalitas perusahaan dalam melayani pelanggan dan jamaah secara aman dan profesional, saat ini perusahaan telah mengantongi izin resmi dari pemerintah melalui kementrian pariwisata, lalu izin haji khusus dan umrah dari kementrian agama. Selain itu perusahaan juga tergabung dalam komunitas organisasi travel nasional seperti Asita, komunitas penyelenggara umrah dan haji khusus yaitu HIMPUH dan organisasi internasional yaitu IATA.

Biro Umroh VIP November 2015 di Jakarta Selatan

Beternak sapi di kanagarian Pandaisikek sudah berlangsung sangat lama dan sudah turun temurun. Bagi sebagian besar masyarakat be

Beternak sapi di kanagarian Pandaisikek sudah berlangsung sangat lama dan sudah turun temurun. Bagi sebagian besar masyarakat beternak (bagubalo) adalah sebagai sambilan, lahan yang subur dan gampang ditumbuhi oleh rumput menjadi suaktu yang sia-sia jika tidak dimanfaatkan, karena itulah petani di kanagarian pandaisikek memanfaatkan kesempatan tersebut untuk beternak disamping penghasilan utamanya bercocok tanan sayuran. Sapi yang dikelola secara tradisional di nagari Pandaisikek Sapi yang ada di nagari pandaisikek pada umumnya adalah milik pengusaha lokal ( toke ternak) yang digembalakan oleh masyarakat petani dengan system bagi hasil,hanya sebagian kecil saja yang sudah milik pribadi. Pembagian hasil biasanya dilakukan setelah sapi di jual dan keuntungan dari penjualan tersebut di bagi dua dengan pemilik. Petani mengembalakan sapi tersebut biasanya 1-2 tahun bisa lebih jika petani masih sanggup untuk pengemukan sapi tersebut. Semua masih dilakukan secara tradisional, Ternak biasanya diberi makan 2 kali sehari dengan pakan rumput segar dengan takaran yang sangat banyak, kira-kira 2 karung besar dengan berat lebih kurang 60-70 Kg perkarung. Persiapan pakan menghabiskan waktu 1 jam perkarungnya, jadi jika 2 karung menghabiskan waktu 2 jam perhari, ini pun jika rumput sudah tersedia di sekitar kebun. Penghasilan petani pertahunya lebih kurang 1 Juta sampai 1,5 juta rupiah, tergantung pada perkembangan dan hasil penjualan ternak tersebut. Setelah beberapakali kami teliti dan kunjungi peternakan yang dikelola secara modern di Kodya Payokumbuah Sumaterabarat ternyata system peternakan ini sangat efisien dan menguntungkan. Untuk menggembalakan sapi sekitar 100 ekor lebih hanya mengunakan tenaga kerja 3 orang,disana kami melihat tidak ada yang terbuang dari kotoran sampai air seni sapi tersebut dikelola untuk pupuk dan racun organik untuk tanaman. Semuanya di olah secara modern dan mengunakan mesin. Perkembangan sapinya sangat pesat, Sapi betina untuk di kembangbiakan dan pejantan untuk pedaging. Pertumbuhan sapi-sapi disana menargetkan 2,5 sampai 3 Kg perhari untuk setiap ekornya. Setelah kami tanyakan pada pengelola peternakan apasaja pakan, obat-obatan ,untuk ternak ternyata semuanya juga ada di nagari pandaisikek. Pakan yang berasal dari jerami kering yang di fermentasi dengan campuran air gula tebu (saka, tangguli), pupuk urea dan sedikit obat-obatan ( maaf kami lupa namanya walau sudah dijelaskan secara detil oleh pengelola , tapi ini bisa ditanyakan kembali).kemudian pakan yang lain adalah Ampas Tahu atau kulit Ubi Kayu. Insyaallah disini pengelola peternakan tidak ada yang di rahasiakan pada kami bahkan mereka bersedia meberika pelatihan dan terjun langsung dipeternakan mereka. Setelah kami tanyakan pada Insinyur peternakan baik dari pemerintahan maupun dari Insinyur lain di bidang peternakan dan pertanian, mereka menjelaskan bahwa di nagari pandaisikek sangat cocok untuk peternakan sapi ini dengan keadaan cuaca yang sangat mendukung. Peternakan secara modern ini memang membutuhkan modal yang sangat besar. Alangkah baiknya jika pengusaha local bisa mengembangkan peternakan secara modern di nagari pandaisikek sehinga bisa membantu perekonomian masayarakat,tentunya juga mengunakan Majamen yang modern dan matang supaya tidak terjadi ada pihak yang dirugikan dan kita yakin pemerintah nantinya juga akan ikut membantu.

saco-indonesia.com, Mantan Kepala Kesbanglinmas Kepulauan Aru, Maluku, Gerson Gainau telah hilang akibat tenggelamnya perahu tra

saco-indonesia.com, Mantan Kepala Kesbanglinmas Kepulauan Aru, Maluku, Gerson Gainau telah hilang akibat tenggelamnya perahu tradisional yang telah ditumpangi dalam pelayaran dari Desa Tunggu tujuan Dobo, ibu kota Kabupaten setempat, Minggu (26/1) petang. Pencarian hingga saaat ini masih dilakukan oleh tim SAR.

"Korban hingga kini belum dapat ditemukan, akibat upaya pencarian terhambat gelombang tinggi dan angin kencang," kata sumber Antara di Dobo, Ongky Nanulaitta, Senin (27/1).

Upaya pencarian yang intensif telah dilakukan sejak Minggu petang (26/1) yang terhambat oleh gelombang hingga ketinggian lima meter dan angin dengan kecepatan lebih dari 35 km per jam.

Pencarian yang dikoordinir Lanal Dobo dengan telah melibatkan masyarakat pesisir itu kesulitan karena hanya dengan mengandalkan perahu cepat (speedboat) maupun perahu tradisional.

Ongky juga mengemukakan, korban awalnya telah menumpang speedboat dari Desa Tunggu ke Dobo. Namun, dalam pelayaran armada cepat itu mogok karena adanya gangguan mesin lalu menumpang perahu tradisional. Nahas, perahu tradisional tersebut dihantam oleh gelombang tinggi sehingga terbalik dan Gerson terlepas pegangannya dari armada laut masyarakat pesisir tersebut.

Sedangkan, enam lainnya tetap berpegang di perahu tradisional, sehingga selamat dari dampak musim pancaroba yang telah melanda Tanah Air.

Sebelumnya kapal kargo KM Obelik yang karam di perairan Dobo, sejak 9 Januari 2014 hingga saat ini belum dievakuasi.

Kapal tu awalnya karam di perairan desa Wangel. Namun, karena terpaan gelombang hingga lima meter dan arus deras sehingga saat ini tergeser ke perairan Desa Wokam.


Editor : Dian Sukmawati

Mr. Paczynski was one of the concentration camp’s longest surviving inmates and served as the personal barber to its Nazi commandant Rudolf Höss.

From sea to shining sea, or at least from one side of the Hudson to the other, politicians you have barely heard of are being accused of wrongdoing. There were so many court proceedings involving public officials on Monday that it was hard to keep up.

In Newark, two underlings of Gov. Chris Christie were arraigned on charges that they were in on the truly deranged plot to block traffic leading onto the George Washington Bridge.

Ten miles away, in Lower Manhattan, Dean G. Skelos, the leader of the New York State Senate, and his son, Adam B. Skelos, were arrested by the Federal Bureau of Investigation on accusations of far more conventional political larceny, involving a job with a sewer company for the son and commissions on title insurance and bond work.

The younger man managed to receive a 150 percent pay increase from the sewer company even though, as he said on tape, he “literally knew nothing about water or, you know, any of that stuff,” according to a criminal complaint the United States attorney’s office filed.

The success of Adam Skelos, 32, was attributed by prosecutors to his father’s influence as the leader of the Senate and as a potentate among state Republicans. The indictment can also be read as one of those unfailingly sad tales of a father who cannot stop indulging a grown son. The senator himself is not alleged to have profited from the schemes, except by being relieved of the burden of underwriting Adam.

The bridge traffic caper is its own species of crazy; what distinguishes the charges against the two Skeloses is the apparent absence of a survival instinct. It is one thing not to know anything about water or that stuff. More remarkable, if true, is the fact that the sewer machinations continued even after the former New York Assembly speaker, Sheldon Silver, was charged in January with taking bribes disguised as fees.

It was by then common gossip in political and news media circles that Senator Skelos, a Republican, the counterpart in the Senate to Mr. Silver, a Democrat, in the Assembly, could be next in line for the criminal dock. “Stay tuned,” the United States attorney, Preet Bharara said, leaving not much to the imagination.

Even though the cat had been unmistakably belled, Skelos father and son continued to talk about how to advance the interests of the sewer company, though the son did begin to use a burner cellphone, the kind people pay for in cash, with no traceable contracts.

That was indeed prudent, as prosecutors had been wiretapping the cellphones of both men. But it would seem that the burner was of limited value, because by then the prosecutors had managed to secure the help of a business executive who agreed to record calls with the Skeloses. It would further seem that the business executive was more attentive to the perils of pending investigations than the politician.

Through the end of the New York State budget negotiations in March, the hopes of the younger Skelos rested on his father’s ability to devise legislation that would benefit the sewer company. That did not pan out. But Senator Skelos did boast that he had haggled with Gov. Andrew M. Cuomo, a Democrat, in a successful effort to raise a $150 million allocation for Long Island to $550 million, for what the budget called “transformative economic development projects.” It included money for the kind of work done by the sewer company.

The lawyer for Adam Skelos said he was not guilty and would win in court. Senator Skelos issued a ringing declaration that he was unequivocally innocent.

THIS was also the approach taken in New Jersey by Bill Baroni, a man of great presence and eloquence who stopped outside the federal courthouse to note that he had taken risks as a Republican by bucking his party to support paid family leave, medical marijuana and marriage equality. “I would never risk my career, my job, my reputation for something like this,” Mr. Baroni said. “I am an innocent man.”

The lawyer for his co-defendant, Bridget Anne Kelly, the former deputy chief of staff to Mr. Christie, a Republican, said that she would strongly rebut the charges.

Perhaps they had nothing to do with the lane closings. But neither Mr. Baroni nor Ms. Kelly addressed the question of why they did not return repeated calls from the mayor of Fort Lee, N.J., begging them to stop the traffic tie-ups, over three days.

That silence was a low moment. But perhaps New York hit bottom faster. Senator Skelos, the prosecutors charged, arranged to meet Long Island politicians at the wake of Wenjian Liu, a New York City police officer shot dead in December, to press for payments to the company employing his son.

Sometimes it seems as though for some people, the only thing to be ashamed of is shame itself.

Artikel lainnya »