Saco-Indonesia.com - Pihak berwenang Mesir menangkap seorang profesor sebuah universitas di Ibu Kota Kairo dan asistennya atas tuduhan telah meniduri 85 mahasiswinya untuk membantu mereka dalam ujian.
Saco-Indonesia.com - Pihak berwenang Mesir menangkap seorang profesor sebuah universitas di Ibu Kota Kairo dan asistennya atas tuduhan telah meniduri 85 mahasiswinya untuk membantu mereka dalam ujian.
Polisi menahan keduanya setelah mereka tertangkap kamera bersama dengan seorang siswi sudah menikah di apartemen milik sang profesor di Kairo, seperti dilansir situs emirates247.com, Senin (17/3).
Sebuah surat Kabar mengatakan polisi telah berhasil menempatkan kamera rahasia di apartemen pelaku untuk memverifikasi laporan dari beberapa siswi yang menyebut sang profesor terlibat dalam pemerasan terhadap beberapa mahasiswinya di Universitas Ain Shams.
Meski profesor tidak disebutkan namanya itu menyangkal tuduhan tersebut, tetapi sebagian besar korban mengakui mereka harus melakukan hubungan seks sebagai imbalan atas jawaban yang diberikan pelaku untuk menghadapi ujian.
Sumber:merdeka.com
Editor : Maulana Lee
saco-indonesia.com, Buyuang Paman yang berusia (46) tahun , warga Pasia Paneh, Nagari Tiku Selatan, Kecamatan Tanjung Raya, Kabu
saco-indonesia.com, Buyuang Paman yang berusia (46) tahun , warga Pasia Paneh, Nagari Tiku Selatan, Kecamatan Tanjung Raya, Kabupaten Agam, Sumatera Barat (Sumbar) telah ditemukan tergantung pada seutas tali di rumah korban. Korban pertama kali telah ditemukan oleh istrinya Karmila yang berusia (29) tahun , saat sampai di rumah sehabis bekerja.
"Sesampai di rumah, saya telah melihat ada kaki menjuntai dari luar rumah. Saat saya masuk rumah, rupanya itu kaki suami saya yang sudah tidak bernyawa," kata Karmila di Lubuk Basung, Minggu (2/2) kemarin .
Melihat kondisi itu, dia telah menjerit dan meminta tolong kepada tetangga dan beberapa menit setelah itu, tetangga datang untuk dapat memberikan pertolongan.
Ia juga menambahkan, pagi sebelum pergi bekerja sebagai tukang cuci, korban juga masih dalam keadaan sehat dan tinggal sendirian di rumah. Mereka juga belum memiliki anak setelah lima tahun menikah.
Kapolsek Tanjung Mutiara Iptu Jamhur, juga membenarkan kejadian itu dan telah menurunkan anggota Polsek. Selain itu tim identifikasi dari Polres Agam juga telah turun, serta petugas kesehatan dari Puskesmas Tanjung Mutiara untuk visum.
Dari hasil penyidikan awal, diduga korban gantung diri, karena lidah dan sperma keluar. Namun pihak kepolisian tetap melanjutkan penyelidikan.
"Korban tergantung pada tali nilon di kuda-kuda rumah semi permanen dengan bantuan kaleng cat," katanya.
Setelah divisum, korban langsung dimandikan dan dimakamkan di pandam pekuburan kaum yang tidak jauh dari rumah koran.
Ia juga mengatakan, penyebab korban telah menghabisi nyawanya sendiri akibat permasalahan keluarga.
Lebih jauh, Kapolsek telah menjelaskan sebelumnya korban mendapatkan bantuan dana untuk rumah tidak layak huni dari pemerintah pusat sebesar Rp 15 juta.
Karena tidak memiliki lahan untuk dapat membangun rumah, korban telah meminta tanah satu bidang kepada orangtuanya. Orangtuanya telah memberikan lahan itu.
Namun setelah rumah dibangun, anggota keluarga yang lain menggugat korban. Korban juga sempat mengeluarkan kata-kata akan bunuh diri pada orangtuanya karena masalah tersebut.
"Ini juga merupakan informasi yang kami peroleh dari masyarakat," katanya.
Editor : Dian Sukmawati