Kartu tanda
penduduk elektronik (e-KTP) dianjurkan untuk tidak difotokopi sebab di dalam kartu identitas
kependudukan itu tertanam cip.
GRESIK, Saco-Indonesia.com — Kartu
tanda penduduk elektronik (e-KTP) dianjurkan untuk tidak difotokopi sebab di dalam kartu
identitas kependudukan itu tertanam cip.
Direktur Jenderal Kependudukan dan Pencatatan
Sipil Kementerian Dalam Negeri Irman mengatakan, kerusakan cip yang tertanam di dalam e-KTP bisa
saja terjadi karena proses fotokopi.
Ia menyarankan, kartu itu tak usah difotokopi
melainkan setiap institusi pelayanan harus mempunyai card reader. "Hanya cukup
memasukkan Nomor Induk Kependudukan (NIK), bisa sebagai kunci akses data," kata Irman, di
Gresik. Jawa Timur, Rabu (1/5/2013).
NIK itu sifatnya personal dan tertera pada setiap
keping e-KTP. "Jadi jangan khawatir ada data ganda karena pasti kelihatan. Sistem kami
langsung menolak bila seseorang pernah melakukan perekaman data," tutur Irman.
Berdasarkan perekaman e-KTP selama ini, pihak Direktorat Jenderal Kependudukan dan
Pencatatan Sipil Kementerian Dalam Negeri telah membersihkan sekitar 7 juta NIK ganda dari 497
Kabupaten/kota seluruh Indonesia. Irman juga mengimbau agar tim e-KTP semua kabupaten/kota
segera melakukan perekaman, terutama para kaum urban.
Irman menegaskan, mulai 1
Januari 2014, KTP lama tidak berlaku lagi. Proses perekaman sudah harus tuntas paling lambat
Juli 2013. Sampai Oktober akan tercetak semua hasilnya. Sampai Desember 2013 semua keping e-KTP
sudah didistribusikan ke setiap wajib KTP se-Indonesia.
Irman menyatakan, fungsi e-KTP
banyak sekali, termasuk untuk pelayanan di kepolisian dan perbankan. "Saat ini banyak
institusi yang sudah mengajukan untuk mengintegrasikan data e-KTP," ujarnya.
Editor :Maulana Lee
Sumber:KOMPAS.com
Sistem
Operasi Microsoft Windows XP pada lusinan laptop yang dipekerjakan di International Space Station
(ISS) akhirnya dipensiunkan dan diganti ke Debian, salah satu distribusi Linux terpopuler.
Saco-Indonesia.com — Sistem Operasi Microsoft Windows XP pada
lusinan laptop yang dipekerjakan di International Space Station (ISS) akhirnya dipensiunkan dan
diganti ke Debian, salah satu distribusi Linux terpopuler.
Alasan yang kerap
diungkapkan oleh pengguna adalah Linux mampu menghadirkan stabilitas dan keandalan lebih baik
bagi kalangan pribadi ataupun institusi, yang diamini oleh Keith Chuvala, perwakilan dari
United Space Alliance, kontraktor yang terlibat dalam peralihan sistem operasi tersebut.
“Kami membutuhkan sistem operasi yang stabil dan andal, sistem operasi yang
memberikan kami kontrol penuh. Jadi, saat kami perlu perbaikan, perubahan, atau adaptasi, kami
bisa melakukannya,” kata Chuvala, seraya menyatakan bahwa versi yang ia pilih untuk
menggantikan Windows XP adalah Debian 6.
Meski Linux juga sama seperti
Windows, bukan sistem operasi yang kebal malware, status Linux yang merupakan sistem operasi
terbuka membuat seluruh pengguna bisa mengumumkan adanya masalah jika ditemukan, dan langsung
mengeluarkan tambalan perbaikan.
Menurut informasi, tak sampai 15 menit, e-
mail yang dikirimkan ke komunitas pengguna Debian langsung mendapatkan jawaban dari orang yang
mengembangkan sistem operasi tersebut.
Masalah dukungan dari komunitas
pengguna ini juga terlihat semakin penting setelah sebuah insiden muncul pada tahun 2008 lalu.
Ketika itu, komputer-komputer di stasiun ruang angkasa terganggu akibat infeksi virus Gammina.
AG secara tidak sengaja menyebar lewat USB flash disk yang dibawa oleh salah seorang
astronot ke luar angkasa. Virus itu kemudian menyerang dan mengganggu komputer, padahal tidak
ada dukungan dari komunitas pengguna sistem operasi open source.
Debian dipilih oleh Chuvala dan NASA karena sistem operasi tersebut mampu berjalan di hampir
semua komputer. Sistem operasi ini juga menjadi fondasi bagi Ubuntu, salah satu distribusi
sistem operasi Linux yang paling populer. Debian sendiri mulai dikembangkan pada tahun 1993 oleh
Ian Murdock sebagai distribusi Linux baru dan dibuat semangat keterbukaan ala Linux dan GNU.
Dengan diadopsinya Debian 6, Linux Foundation akan segera menggelar pelatihan
yakni "Introduction to Linux for Developers" dan "Developing Applications for
Linux". Kedua pelatihan ini dibutuhkan agar memudahkan pihak yang terkait untuk
mengembangkan aplikasi yang berhubungan secara spesifik dengan ISS. (Abiyu
Pradipa/National Geographic Indonesia).
Sumber :/Kompas.com
Editor :Liwon Maulana
(galipat)
Ms. Pryor, who served more than two decades in the State Department, was the author of well-regarded biographies of the founder of the American Red Cross and the Confederate commander.