Agen Tiket Pesawat di Kutai Hubungi 021-9929-2337 atau 0821-2406-5740 Alhijaz Indowisata adalah perusahaan swasta nasional yang bergerak di bidang tour dan travel. Nama Alhijaz terinspirasi dari istilah dua kota suci bagi umat islam pada zaman nabi Muhammad saw. yaitu Makkah dan Madinah. Dua kota yang penuh berkah sehingga diharapkan menular dalam kinerja perusahaan. Sedangkan Indowisata merupakan akronim dari kata indo yang berarti negara Indonesia dan wisata yang menjadi fokus usaha bisnis kami.
Agen Tiket Pesawat di Malang Hubungi 021-9929-2337 atau 0821-2406-5740 Alhijaz Indowisata adalah perusahaan swasta nasional yang bergerak di bidang tour dan travel. Nama Alhijaz terinspirasi dari istilah dua kota suci bagi umat islam pada zaman nabi Muhammad saw. yaitu Makkah dan Madinah. Dua kota yang penuh berkah sehingga diharapkan menular dalam kinerja perusahaan. Sedangkan Indowisata merupakan akronim dari kata indo yang berarti negara Indonesia dan wisata yang menjadi fokus usaha bisnis kami.
Agen Tiket Pesawat di Yogyakarta Hubungi 021-9929-2337 atau 0821-2406-5740 Alhijaz Indowisata adalah perusahaan swasta nasional yang bergerak di bidang tour dan travel. Nama Alhijaz terinspirasi dari istilah dua kota suci bagi umat islam pada zaman nabi Muhammad saw. yaitu Makkah dan Madinah. Dua kota yang penuh berkah sehingga diharapkan menular dalam kinerja perusahaan. Sedangkan Indowisata merupakan akronim dari kata indo yang berarti negara Indonesia dan wisata yang menjadi fokus usaha bisnis kami.
Agen Tiket Pesawat di Bandung Hubungi 021-9929-2337 atau 0821-2406-5740 Alhijaz Indowisata adalah perusahaan swasta nasional yang bergerak di bidang tour dan travel. Nama Alhijaz terinspirasi dari istilah dua kota suci bagi umat islam pada zaman nabi Muhammad saw. yaitu Makkah dan Madinah. Dua kota yang penuh berkah sehingga diharapkan menular dalam kinerja perusahaan. Sedangkan Indowisata merupakan akronim dari kata indo yang berarti negara Indonesia dan wisata yang menjadi fokus usaha bisnis kami.
Agen Tiket Pesawat di Pontianak Hubungi 021-9929-2337 atau 0821-2406-5740 Alhijaz Indowisata adalah perusahaan swasta nasional yang bergerak di bidang tour dan travel. Nama Alhijaz terinspirasi dari istilah dua kota suci bagi umat islam pada zaman nabi Muhammad saw. yaitu Makkah dan Madinah. Dua kota yang penuh berkah sehingga diharapkan menular dalam kinerja perusahaan. Sedangkan Indowisata merupakan akronim dari kata indo yang berarti negara Indonesia dan wisata yang menjadi fokus usaha bisnis kami.
Agen Tiket Pesawat di Samarinda Hubungi 021-9929-2337 atau 0821-2406-5740 Alhijaz Indowisata adalah perusahaan swasta nasional yang bergerak di bidang tour dan travel. Nama Alhijaz terinspirasi dari istilah dua kota suci bagi umat islam pada zaman nabi Muhammad saw. yaitu Makkah dan Madinah. Dua kota yang penuh berkah sehingga diharapkan menular dalam kinerja perusahaan. Sedangkan Indowisata merupakan akronim dari kata indo yang berarti negara Indonesia dan wisata yang menjadi fokus usaha bisnis kami.
Agen Tiket Pesawat di Palembang Hubungi 021-9929-2337 atau 0821-2406-5740 Alhijaz Indowisata adalah perusahaan swasta nasional yang bergerak di bidang tour dan travel. Nama Alhijaz terinspirasi dari istilah dua kota suci bagi umat islam pada zaman nabi Muhammad saw. yaitu Makkah dan Madinah. Dua kota yang penuh berkah sehingga diharapkan menular dalam kinerja perusahaan. Sedangkan Indowisata merupakan akronim dari kata indo yang berarti negara Indonesia dan wisata yang menjadi fokus usaha bisnis kami.
Akses ke TKP Bom Sementara Ditutup hingga Radius 200 Meter
saco-indonesia.com, Menyusul aksi serangan bom bunuh diri di Mapolres Poso sekitar pukul 08.00 Wita, Senin
(3/6/2013) pagi ini, aparat kepolisian menutup akses lokasi peledakan hingga radius 200 meter.
POSO,Saco-Indonesia.com — Menyusul aksi serangan bom bunuh diri di Mapolres Poso sekitar pukul 08.00 Wita, Senin (3/6/2013) pagi ini, aparat kepolisian menutup akses lokasi peledakan hingga radius 200 meter.
Kendati demikian, layanan publik di Mapolres Poso tetap dibuka untuk umum. Seperti yang telah diberitakan sebelumnya, satu orang tewas dalam kejadian ini. Korban adalah pengendara motor yang diduga membawa bom dan melakukan aksi bom bunuh diri.
Berdasarkan informasi yang diperoleh Kompas.com di lokasi, pelaku sempat dihadang untuk tidak masuk ke area mapolres, sebelum akhirnya menerobos dan meledakkan bom.
Kejadian berlangsung sesudah apel pagi di Mapolres Poso. Bom meledak di depan mushala mapolres.
Saksi mengatakan, motor bergerak pelan menuju mushala sebelum ledakan terjadi. Polisi masih menyelidiki kejadian ini termasuk mengusut pelaku dan motif kejadian. Saat ini polisi tengah menggelar olah tempat kejadian perkara.
Editor :Liwon Maulana
Sumber:Kompas.com
Ada Lima Camilan enak ini membuat jantung sehat!
Bekasi, Saco-Indonesia.com - Organ yang namanya jantung adalah salah satu anggota tubuh yang sangat penting dalam tubuh manusia.
Bekasi, Saco-Indonesia.com - Organ yang namanya jantung adalah salah satu anggota tubuh yang sangat penting dalam tubuh manusia. Jantung menjadi sumber darah yang dipompa dan mengalir ke seluruh tubuh. Bahkan detak jantung merupakan salah satu parameter adanya kehidupan dalam diri manusia.
Sedikit masalah pada jantung bisa menyebabkan masalah serius pada organ lain dalam tubuh. Jantung yang sehat memberikan kesempatan bagi manusia untuk hidup lebih lama. Untuk itu, manusia harus senantiasa menjaga kesehatan jantung mereka.
Sakit yang terjadi pada jantung bisa disebabkan oleh dua hal. Pertama adalah sakit bawaan yang dipengaruhi oleh genetik sejak lahir, sementara yang kedua adalah penyakit jantung yang disebabkan gaya hidup dan bisa dicegah. Untuk mencegah penyakit jantung jenis kedua, Anda bisa mengonsumsi beberapa camilan sehat berikut ini, seperti dilansir oleh Boldsky
1. Oat
Oat yang terbuat dari gandum adalah camilan paling sehat untuk jantung. Oat ini bisa menurunkan kolesterol dan menjaga kesehatan jantung. Oat juga mengandung lemak yang sehat serta asam lemak yang bisa menurunkan jumlah kolesterol jahat. Untuk itu, oat diketahui sebagai camilan dan sarapan yang sehat untuk jantung Anda. Menjaga jantung sehat bisa dimulai dengan memasukkan oat pada menu Anda secara teratur.
2. Sandwich roti cokelat
Roti cokelat yang dimaksud di sini bukan roti putih yang berisi cokelat, melainkan roti berwarna cokelat yang terbuat dari gandum utuh. Roti cokelat dari gandum utuh sangat baik untuk jantung, terutama jika dipadukan dengan sayuran dan buah yang mengandung banyak vitamin, mineral dan nutrisi dalam bentuk sandwich. Sandwich roti gandum yang dipotong kecil-kecil bisa menjadi camilan yang menyehatkan untuk Anda. sandwich bisa diisi daun bayam, tomat, mentimun, dan bawang merah untuk membuat jantung lebih sehat.
3. Kecambah
Kecambah mengandung nutrisi yang bisa menyeimbangkan tingkat kolesterol dan menjaga kesehatan jantung. Semangkuk kecambah atau tauge setiap hari dicampur dengan bawang merah, tomat atau sayuran lainnya bisa menjadi camilan yang sangat menyehatkan jantung. Tambahkan juga tauge pada salad atau masakan Anda.
4. Buah dan yogurt
Campuran buah dan yogurt tak hanya mengenyangkan tetapi juga sangat menyehatkan jantung dan membuat Anda kembali berenergi. Yogurt dan buah juga memiliki kandungan lemak yang rendah serta kandungan antioksidan yang sangat tinggi. Tak hanya menyehatkan jantung, camilan sehat ini juga membantu Anda berdiet dan menangkal radikal bebas pada tubuh.
5. Sup
Sup adalah salah satu jenis makanan yang juga bisa Anda konsumsi sebagai camilan. Anda bisa menggunakan berbagai macam sayuran yang menyehatkan jantung seperti bayam dan tomat yang mengandung banyak nutrisi dan antioksidan. Meski bisa dijadikan camilan, namun sup juga bisa mengenyangkan.
Itulah beberapa camilan yang bisa Anda konsumsi untuk menyehatkan jantung. Selain enak dan mudah dibuat, camilan di atas juga kaya nutrisi yang tak hanya menyehatkan jantung tetapi juga membantu Anda tetap bugar.
Sumber : Kompas.com
Editor : Maulana Lee
99, 48 % SISWA DAN SISWI SEKOLAH MENENGAS
ATAS DINYATAKAN LULUS.
Sebanyak 99,48% siswa sekolah menengah atas (SMA) sederajat
atau 1.573.036 siswa dinyatakan lulus Ujian Nasional (UN)
Sebanyak 99,48% siswa sekolah menengah atas (SMA) sederajat atau 1.573.036 siswa
dinyatakan lulus Ujian Nasional (UN) untuk tahun ajaran 2012/2013, sedangkan yang tidak lulus
sebanyak 8.260 siswa atau 0,52 persen. Adapun total seluruh peserta UN SMA sederajat 1.581.286
siswa.
"Hasil kelulusan dan dan tidak lulusnya siswa ditentukan dari
kombinasi hasil nilai UN sebanyak 60 persen dan 40 persen dari nilai sekolah," kata
Mendikbud M Nuh pada konferensi pers pengumuman hasil UN Tahun Ajaran 2012/2013 SMA/MA/SMK
sederajat di Jakarta, Kamis (23/5).Turut hadir Ketua Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP)
Aman Wirakartakusumah dan anggota Jemari Mardapi.
Menurut Nuh, dibandingkan
tahun lalu prosentase kelulusan 99.50 persen, sehingga terjadi penurunan 0,02 persen pada tahun
ini."Terjadinya penurunan kelulusan dimungkinkan karena adanya variasi soal tahun ini
menjadi 20 soal UN dan tingkat kerumitan soal," ungkapnya.
Adapun peserta UN yang
paling banyak tidak lulus adalah pertama,Nanggro Aceh Darussalam (NAD) dengan 3,11 persen atau
1.754 siswa dari 65 ribu peserta UN. "Kedua, Papua dan ketiga Sulawesi Tengah
(Sulteng)," kata M Nuh.
Sedangkan Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT)
tidak lagi menjadi provinsi yang tingkat ketidaklulusannya tertinggi. "Hal ini karena
Kemendikbud melakukan intervensi terhadap provinsi itu berupa penambahan guru serta perbaikan
sarana dan prasarana," ujar mantan Rektor ITS Surabaya itu.
Dijelaskan,
untuk tahun ini masih ada sekolah dengan angka ketidaklulusan sebesar 100 persen. Tercatat,
sebanyak 24 sekolah atau sebesar 0,16 persen dengan tingkat ketidaklulusan 100 persen dengan
jumlah 899 siswa.Namun lebih banyak sekolah yang 100 persen lulus, yaitu 15.476 sekolah atau
sebesar 87 persen dengan jumlah 1,3 juta siswa.
Sementara provinsi dengan
tingkat kelulusan 100 persen adalah Jawa Barat. Secara nasional, tambah Nuh, nilai UN tingkat SMA
sederajat tahun ini juga mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya. Jika tahun lalu
rata-rata nilai UN 7,7, tahun ini hanya mencapai 6,35.
"Untuk rata-rata
nilai UN tertinggi tahun ini 9,87 dan yang terendah 0,33," ungkap Nuh. Yang menarik,lanjut
dia, dalam hasil evaluasi UN 2013 di sejumlah sekolah, rata-rata nilai UN lebih tinggi
dibandingkan dengan rata rata nilai Ujian Sekolah.(Bangkit wibisono)
MEMPERBAIKI AC LAMA VS MEMBELI AC BARU
Lebih memilih mana, membeli baru atau memperbaiki yang telah ada? Terkadang kita juga telah berpikiran bahwa untuk membeli baru
Lebih memilih mana, membeli baru atau memperbaiki yang telah ada? Terkadang kita juga telah berpikiran bahwa untuk membeli baru itu akan lebih baik lagi, namun tidak ada salahnya kan bisa kita untuk mencoba memperbaiki. Membeli hanya akan membuang uang untuk keperluan yang tidak perlu saja, kecuali jika anda telah memiliki banyak uang. Jika sparepart ac nya ada kenapa tidak mencoba memperbaikinya. Sparepart ac juga bisa ditemukan di pusat sparepart ac / disini
Berat rasanya hidup tanpa AC (Air Conditioner) atau kita sebut sebagai pendingin ruangan. Adakalanya kalo lagi membutuhkan terkadang AC tidak berjalan dengan baik.
Sebenarnya dalam memperbaiki AC anda selayaknya harus tau apa apa yang menjadi bagian Sparepart AC, antara lain, Indoor, Filter dan Outdoor. Memperbaiki AC tidaklah mahal, hanya perlu menyiapkan Sparepart AC yang dibutuhkan saja ketimbang anda membelinya dengan yang baru.
Jika anda merasa keberatan untuk dapat mendandani AC anda, anda tidak perlu khawatir, Service Sparepart AC lebih efektif ketimbang anda membelinya dengan yang baru cukup bayar 200 ribu (ditambah beberapa perangkat yang hanya menghabiskan kurang dari 500 ribu), anda hanya tinggal duduk manis dan Sparepart AC anda akan menyala lagi. Selamat mencoba
RIZAL RAMLI SIAPKAN 200 PENGACARA
saco-indonesia.com, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) telah melayangkan somasi kepada mantan Menko Perekonomian Rizal Raml
saco-indonesia.com, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) telah melayangkan somasi kepada mantan Menko Perekonomian Rizal Ramli terkait dalam pernyataan Rizal yang telah menyatakan bahwa jabatan Wapres Boediono adalah gratifikasi dari kasus Bank Century.
Menanggapi hal itu, Rizal Ramli juga mengaku telah menyiapkan 200 lebih pengacara untuk dapat menghadapi somasi SBY itu. "Kami juga akan siapkan 200 lebih pengacara untuk somasi ini. Dalam suasana Indonesia yang pragmatis, transaksional ini, ratusan lawyer telah melawan kekuatan anti demokrasi secara sukrela dan juga telah memberi harapan kepada kami," kata Rizal di Gedung Juang, Jalan Menteng Raya, Jakarta Pusat, Senin (27/1/2014).
Rizal pun juga terkesan dengan pengacara yang ingin membelanya dalam melawan somasi SBY tersebut. Salah satu pengacara yang telah bergabung adalah Ahmad Rifai yang juga pengacara KPK.
"Sangat mengagumkan dan mengharukan, ternyata banyak sekali lawyer-lawyer yang secara probono, sukarela, beramai-ramai bergabung untuk dapat memperjuangkan demokrasi dan kebebasan berpendapat di Indonesia," tegasnya.
Sekedar diketahui, selain Rizal Ramli, pengacara keluarga Presiden SBY, Palmer Situmorang juga telah melayangkan somasi kepada loyalis Anas Urbaningrum yang juga anggota Perhimpunan Pergerakan Indonesia (PPI), Sri Mulyono karena tulisannya di laman Kompasiana berjudul "Anas: Kejarlah Daku Kau Terungkap
Editor : Dian Sukmawati saco-indonesia.com, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) telah melayangkan somasi kepada mantan Menko Perekonomian Rizal Ramli terkait dalam pernyataan Rizal yang telah menyatakan bahwa jabatan Wapres Boediono adalah gratifikasi dari kasus Bank Century.
Menanggapi hal itu, Rizal Ramli juga mengaku telah menyiapkan 200 lebih pengacara untuk dapat menghadapi somasi SBY itu. "Kami juga akan siapkan 200 lebih pengacara untuk somasi ini. Dalam suasana Indonesia yang pragmatis, transaksional ini, ratusan lawyer telah melawan kekuatan anti demokrasi secara sukrela dan juga telah memberi harapan kepada kami," kata Rizal di Gedung Juang, Jalan Menteng Raya, Jakarta Pusat, Senin (27/1/2014).
Rizal pun juga terkesan dengan pengacara yang ingin membelanya dalam melawan somasi SBY tersebut. Salah satu pengacara yang telah bergabung adalah Ahmad Rifai yang juga pengacara KPK.
"Sangat mengagumkan dan mengharukan, ternyata banyak sekali lawyer-lawyer yang secara probono, sukarela, beramai-ramai bergabung untuk dapat memperjuangkan demokrasi dan kebebasan berpendapat di Indonesia," tegasnya.
Sekedar diketahui, selain Rizal Ramli, pengacara keluarga Presiden SBY, Palmer Situmorang juga telah melayangkan somasi kepada loyalis Anas Urbaningrum yang juga anggota Perhimpunan Pergerakan Indonesia (PPI), Sri Mulyono karena tulisannya di laman Kompasiana berjudul "Anas: Kejarlah Daku Kau Terungkap
Editor : Dian Sukmawati
ALBUM BARU BERTABUR BINTANG
saco-indonesia.com, Sukses dengan konser 30 tahun berkarya, Yovie Widianto telah merilis album yang bertajuk Yovie and His Frien
saco-indonesia.com, Sukses dengan konser 30 tahun berkarya, Yovie Widianto telah merilis album yang bertajuk Yovie and His Friends 'Irreplaceable #Takkan Tergantikan'. Album tersebut telah berisikan 11 lagu yang juga dibawakan pada saat konser. 11 lagu tersebut telah dinyanyikan oleh penyanyi-penyanyi yang memang sudah dipilih langsung oleh Yovie.
"Cantik" (5 Romeo), "Mantan Terindah" (Raisa), "Together We Will Shine" (Andien), "Kekasih Sejati" (Hedi Yunus), "Andai Dia Tahu" (RAN), "Suratku" (Alexa), "Satu Mimpiku" (Marcell), "Janji Diatas Ingkar" (Rio Febrian), "Cinta Kita Sama" (Mario dan Chewy), "Galau" (3 Cinta), dan "Cinta Sudah Lewat" (PHI).
Selain kemampuan olah vokal yang telah dimiliki dan kedisiplinan si penyanyi, dalam memilih penyanyi yang bekerja sama dengannya juga memiliki faktor kedekatan.
"Kedekatan itu komunikasinya gampang, saya juga melihat artis yang disiplin yang senang latihan, yang paling penting itu, karena kita telah menyatukan konsep," papar Yovie Widianto saat konferensi pers di KFC Kemang, Jakarta Selatan.
Dengan kemampuan olah vokal yang telah dimiliki oleh penyanyi-penyanyi pilihan Yovie, dirinya juga tidak membutuhkan waktu yang lama dalam proses rekamanya.
"Direkam live studio hanya satu shift, masing-masing penyanyi akan menyanyi 2 atau 3 kali kira-kira begitu," pungkas Yovie.
Editor : dian sukmawati
Sumber : kapanlagi.com
MOBIL BANK KELILING DIRAMPOK, RP 430 JUTA RAIB
saco-indonesia.com, Kawanan perampok bersenjata api beraksi di Sumut. Satu unit mobil Teras BRI Kantor Cabang Pembantu (KCP) Sar
saco-indonesia.com, Kawanan perampok bersenjata api beraksi di Sumut. Satu unit mobil Teras BRI Kantor Cabang Pembantu (KCP) Saribudolok, Simalungun telah dirampok dan akibatnya uang tunai milik nasabah sebesar Rp 430 juta raib.
Kejadian tersebut kemarin sore di Jalan Saribudolok- Pematangsiantar di Desa Sipinggan, Kecamatan Purba, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara.
Saat itu mobil baru pulang dari pekan Haranggaol usai melayani nasabah dan hendak kembali ke kantor.
Namun, saat mobil tersebut melintas di lokasi kejadian, tiba-tiba satu unit mobil yang telah ditumpangi oleh pelaku menabrak mobil korban dari arah belakang. Mobil berhenti dan dua pelaku mendatangi sopir serta menodongkan senjata api. Sang sopir dan karyawan tak berkutik. Kemudian pelaku mengambil tas mereka.
Kapolres Simalungun AKBP Andi S Taufifik, sulit dihubungi Pos Kota, Selasa (11/2), untuk konfirmasi terkait kasus tersebut. Sementara Kapolsek Tiga Runggu AKP Henri Sinagar mengatakan pelaku membawa kabur Rp 430 juta milik BRI KCP Saribudolok.
“Kita juga masih harus menyelidiki kasus ini. Diduga kejadian sudah direncanakan terlebih dahulu. Pasalnya, pelaku mengetahui sisa uang yang dibawa karyawan bank. Mereka hendak pulang ke kantor sehabis melayani nasabah,”katanya.
Editor : Dian Sukmawati
Sid Tepper Dies at 96; Delivered ‘Red Roses for a Blue Lady’ and Other Songs
Mr. Tepper was not a musical child and had no formal training, but he grew up to write both lyrics and tunes, trading off duties with the other member of the team, Roy C. Bennett.
Advertisement Politics Obama Finds a Bolder Voice on Race Issues
As he reflected on the festering wounds deepened by race and grievance that have been on painful display in America’s cities lately, President Obama on Monday found himself thinking about a young man he had just met named Malachi.
A few minutes before, in a closed-door round-table discussion at Lehman College in the Bronx, Mr. Obama had asked a group of black and Hispanic students from disadvantaged backgrounds what could be done to help them reach their goals. Several talked about counseling and guidance programs.
“Malachi, he just talked about — we should talk about love,” Mr. Obama told a crowd afterward, drifting away from his prepared remarks. “Because Malachi and I shared the fact that our dad wasn’t around and that sometimes we wondered why he wasn’t around and what had happened. But really, that’s what this comes down to is: Do we love these kids?”
Many presidents have governed during times of racial tension, but Mr. Obama is the first to see in the mirror a face that looks like those on the other side of history’s ledger. While his first term was consumed with the economy, war and health care, his second keeps coming back to the societal divide that was not bridged by his election. A president who eschewed focusing on race now seems to have found his voice again as he thinks about how to use his remaining time in office and beyond.
In the aftermath of racially charged unrest in places like Baltimore, Ferguson, Mo., and New York, Mr. Obama came to the Bronx on Monday for the announcement of a new nonprofit organization that is being spun off from his White House initiative called My Brother’s Keeper. Staked by more than $80 million in commitments from corporations and other donors, the new group, My Brother’s Keeper Alliance, will in effect provide the nucleus for Mr. Obama’s post-presidency, which will begin in January 2017.
“This will remain a mission for me and for Michelle not just for the rest of my presidency but for the rest of my life,” Mr. Obama said. “And the reason is simple,” he added. Referring to some of the youths he had just met, he said: “We see ourselves in these young men. I grew up without a dad. I grew up lost sometimes and adrift, not having a sense of a clear path. The only difference between me and a lot of other young men in this neighborhood and all across the country is that I grew up in an environment that was a little more forgiving.”
Advertisement
Organizers said the new alliance already had financial pledges from companies like American Express, Deloitte, Discovery Communications and News Corporation. The money will be used to help companies address obstacles facing young black and Hispanic men, provide grants to programs for disadvantaged youths, and help communities aid their populations.
Joe Echevarria, a former chief executive of Deloitte, the accounting and consulting firm, will lead the alliance, and among those on its leadership team or advisory group are executives at PepsiCo, News Corporation, Sprint, BET and Prudential Group Insurance; former Secretary of State Colin L. Powell; Senator Cory Booker, Democrat of New Jersey; former Attorney General Eric H. Holder Jr.; the music star John Legend; the retired athletes Alonzo Mourning, Jerome Bettis and Shaquille O’Neal; and the mayors of Indianapolis, Sacramento and Philadelphia.
The alliance, while nominally independent of the White House, may face some of the same questions confronting former Secretary of State Hillary Rodham Clinton as she begins another presidential campaign. Some of those donating to the alliance may have interests in government action, and skeptics may wonder whether they are trying to curry favor with the president by contributing.
“The Obama administration will have no role in deciding how donations are screened and what criteria they’ll set at the alliance for donor policies, because it’s an entirely separate entity,” Josh Earnest, the White House press secretary, told reporters on Air Force One en route to New York. But he added, “I’m confident that the members of the board are well aware of the president’s commitment to transparency.”
The alliance was in the works before the disturbances last week after the death of Freddie Gray, the black man who suffered fatal injuries while in police custody in Baltimore, but it reflected the evolution of Mr. Obama’s presidency. For him, in a way, it is coming back to issues that animated him as a young community organizer and politician. It was his own struggle with race and identity, captured in his youthful memoir, “Dreams From My Father,” that stood him apart from other presidential aspirants.
But that was a side of him that he kept largely to himself through the first years of his presidency while he focused on other priorities like turning the economy around, expanding government-subsidized health care and avoiding electoral land mines en route to re-election.
After securing a second term, Mr. Obama appeared more emboldened. Just a month after his 2013 inauguration, he talked passionately about opportunity and race with a group of teenage boys in Chicago, a moment aides point to as perhaps the first time he had spoken about these issues in such a personal, powerful way as president. A few months later, he publicly lamented the death of Trayvon Martin, a black Florida teenager, saying that “could have been me 35 years ago.”
That case, along with public ruptures of anger over police shootings in Ferguson and elsewhere, have pushed the issue of race and law enforcement onto the public agenda. Aides said they imagined that with his presidency in its final stages, Mr. Obama might be thinking more about what comes next and causes he can advance as a private citizen.
That is not to say that his public discussion of these issues has been universally welcomed. Some conservatives said he had made matters worse by seeming in their view to blame police officers in some of the disputed cases.
“President Obama, when he was elected, could have been a unifying leader,” Senator Ted Cruz of Texas, a Republican candidate for president, said at a forum last week. “He has made decisions that I think have inflamed racial tensions.”
On the other side of the ideological spectrum, some liberal African-American activists have complained that Mr. Obama has not done enough to help downtrodden communities. While he is speaking out more, these critics argue, he has hardly used the power of the presidency to make the sort of radical change they say is necessary.
The line Mr. Obama has tried to straddle has been a serrated one. He condemns police brutality as he defends most officers as honorable. He condemns “criminals and thugs” who looted in Baltimore while expressing empathy with those trapped in a cycle of poverty and hopelessness.
In the Bronx on Monday, Mr. Obama bemoaned the death of Brian Moore, a plainclothes New York police officer who had died earlier in the day after being shot in the head Saturday on a Queens street. Most police officers are “good and honest and fair and care deeply about their communities,” even as they put their lives on the line, Mr. Obama said.
“Which is why in addressing the issues in Baltimore or Ferguson or New York, the point I made was that if we’re just looking at policing, we’re looking at it too narrowly,” he added. “If we ask the police to simply contain and control problems that we ourselves have been unwilling to invest and solve, that’s not fair to the communities, it’s not fair to the police.”
Moreover, if society writes off some people, he said, “that’s not the kind of country I want to live in; that’s not what America is about.”
His message to young men like Malachi Hernandez, who attends Boston Latin Academy in Massachusetts, is not to give up.
“I want you to know you matter,” he said. “You matter to us.”
Jean Nidetch, 91, Dies; Pounds Came Off, and Weight Watchers Was Born
A 214-pound Queens housewife struggled with a lifelong addiction to food until she shed 72 pounds and became the public face of the worldwide weight-control empire Weight Watchers.
Joseph Lechleider, a Father of the DSL Internet Technology, Dies at 82
Mr. Lechleider helped invent DSL technology, which enabled phone companies to offer high-speed web access over their infrastructure of copper wires.
Obama Finds a Bolder Voice on Race Issues
As he reflected on the festering wounds deepened by race and grievance that have been on painful display in America’s cities lately, President Obama on Monday found himself thinking about a young man he had just met named Malachi.
A few minutes before, in a closed-door round-table discussion at Lehman College in the Bronx, Mr. Obama had asked a group of black and Hispanic students from disadvantaged backgrounds what could be done to help them reach their goals. Several talked about counseling and guidance programs.
“Malachi, he just talked about — we should talk about love,” Mr. Obama told a crowd afterward, drifting away from his prepared remarks. “Because Malachi and I shared the fact that our dad wasn’t around and that sometimes we wondered why he wasn’t around and what had happened. But really, that’s what this comes down to is: Do we love these kids?”
Many presidents have governed during times of racial tension, but Mr. Obama is the first to see in the mirror a face that looks like those on the other side of history’s ledger. While his first term was consumed with the economy, war and health care, his second keeps coming back to the societal divide that was not bridged by his election. A president who eschewed focusing on race now seems to have found his voice again as he thinks about how to use his remaining time in office and beyond.
In the aftermath of racially charged unrest in places like Baltimore, Ferguson, Mo., and New York, Mr. Obama came to the Bronx on Monday for the announcement of a new nonprofit organization that is being spun off from his White House initiative called My Brother’s Keeper. Staked by more than $80 million in commitments from corporations and other donors, the new group, My Brother’s Keeper Alliance, will in effect provide the nucleus for Mr. Obama’s post-presidency, which will begin in January 2017.
“This will remain a mission for me and for Michelle not just for the rest of my presidency but for the rest of my life,” Mr. Obama said. “And the reason is simple,” he added. Referring to some of the youths he had just met, he said: “We see ourselves in these young men. I grew up without a dad. I grew up lost sometimes and adrift, not having a sense of a clear path. The only difference between me and a lot of other young men in this neighborhood and all across the country is that I grew up in an environment that was a little more forgiving.”
Advertisement
Organizers said the new alliance already had financial pledges from companies like American Express, Deloitte, Discovery Communications and News Corporation. The money will be used to help companies address obstacles facing young black and Hispanic men, provide grants to programs for disadvantaged youths, and help communities aid their populations.
Joe Echevarria, a former chief executive of Deloitte, the accounting and consulting firm, will lead the alliance, and among those on its leadership team or advisory group are executives at PepsiCo, News Corporation, Sprint, BET and Prudential Group Insurance; former Secretary of State Colin L. Powell; Senator Cory Booker, Democrat of New Jersey; former Attorney General Eric H. Holder Jr.; the music star John Legend; the retired athletes Alonzo Mourning, Jerome Bettis and Shaquille O’Neal; and the mayors of Indianapolis, Sacramento and Philadelphia.
The alliance, while nominally independent of the White House, may face some of the same questions confronting former Secretary of State Hillary Rodham Clinton as she begins another presidential campaign. Some of those donating to the alliance may have interests in government action, and skeptics may wonder whether they are trying to curry favor with the president by contributing.
“The Obama administration will have no role in deciding how donations are screened and what criteria they’ll set at the alliance for donor policies, because it’s an entirely separate entity,” Josh Earnest, the White House press secretary, told reporters on Air Force One en route to New York. But he added, “I’m confident that the members of the board are well aware of the president’s commitment to transparency.”
The alliance was in the works before the disturbances last week after the death of Freddie Gray, the black man who suffered fatal injuries while in police custody in Baltimore, but it reflected the evolution of Mr. Obama’s presidency. For him, in a way, it is coming back to issues that animated him as a young community organizer and politician. It was his own struggle with race and identity, captured in his youthful memoir, “Dreams From My Father,” that stood him apart from other presidential aspirants.
But that was a side of him that he kept largely to himself through the first years of his presidency while he focused on other priorities like turning the economy around, expanding government-subsidized health care and avoiding electoral land mines en route to re-election.
After securing a second term, Mr. Obama appeared more emboldened. Just a month after his 2013 inauguration, he talked passionately about opportunity and race with a group of teenage boys in Chicago, a moment aides point to as perhaps the first time he had spoken about these issues in such a personal, powerful way as president. A few months later, he publicly lamented the death of Trayvon Martin, a black Florida teenager, saying that “could have been me 35 years ago.”
That case, along with public ruptures of anger over police shootings in Ferguson and elsewhere, have pushed the issue of race and law enforcement onto the public agenda. Aides said they imagined that with his presidency in its final stages, Mr. Obama might be thinking more about what comes next and causes he can advance as a private citizen.
That is not to say that his public discussion of these issues has been universally welcomed. Some conservatives said he had made matters worse by seeming in their view to blame police officers in some of the disputed cases.
“President Obama, when he was elected, could have been a unifying leader,” Senator Ted Cruz of Texas, a Republican candidate for president, said at a forum last week. “He has made decisions that I think have inflamed racial tensions.”
On the other side of the ideological spectrum, some liberal African-American activists have complained that Mr. Obama has not done enough to help downtrodden communities. While he is speaking out more, these critics argue, he has hardly used the power of the presidency to make the sort of radical change they say is necessary.
The line Mr. Obama has tried to straddle has been a serrated one. He condemns police brutality as he defends most officers as honorable. He condemns “criminals and thugs” who looted in Baltimore while expressing empathy with those trapped in a cycle of poverty and hopelessness.
In the Bronx on Monday, Mr. Obama bemoaned the death of Brian Moore, a plainclothes New York police officer who had died earlier in the day after being shot in the head Saturday on a Queens street. Most police officers are “good and honest and fair and care deeply about their communities,” even as they put their lives on the line, Mr. Obama said.
“Which is why in addressing the issues in Baltimore or Ferguson or New York, the point I made was that if we’re just looking at policing, we’re looking at it too narrowly,” he added. “If we ask the police to simply contain and control problems that we ourselves have been unwilling to invest and solve, that’s not fair to the communities, it’s not fair to the police.”
Moreover, if society writes off some people, he said, “that’s not the kind of country I want to live in; that’s not what America is about.”
His message to young men like Malachi Hernandez, who attends Boston Latin Academy in Massachusetts, is not to give up.
“I want you to know you matter,” he said. “You matter to us.”
Jack Ely, Who Sang the Kingsmen’s ‘Louie Louie’, Dies at 71
A 2-minute-42-second demo recording captured in one take turned out to be a one-hit wonder for Mr. Ely, who was 19 when he sang the garage-band classic.
Hard but Hopeful Home to ‘Lot of Freddies’
Todd Heisler/The New York Times
Children playing last week in Sandtown-Winchester, the Baltimore neighborhood where Freddie Gray was raised. One young resident called it “a tough community.”